Pentingnya Tri Fungsi NDP dalam berorganisasi PMII RBA STAI At-taqwa gelar kegiatan SARANG Avicenna ke-09.

 

NDP yang berfungsi sebagai Kerangka Refleksi, Aksi dan Ideologis, merupakan Sublimasi nilai keislaman dan keindonesiaan. Sebagaimana ideologi yang di sebut Political Doktrin adalah hal-hal yang di wariskan kepada kader PMII melewati 2 Nilai dari NDP yaitu nilai keislaman dan nilai keindonesiaan.

Hal tersebut juga di jelaskan oleh sahabat Lutfi, S.Pd dalam kegiatan SARANG (Sarasehan Ngaji Bareng Avicenna) ke-09  yang di adakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Avicenna di kediaman Sahabati Hosnia, Gadingsari, Pakem, Sabtu (11/02/23).

"NDP di lahirkan di masa indepedensi yang memiliki 3 fungsi kepada PMII yaitu berfikir, berpijak,dan motifasi.

Kerangka ideologis merupakan Hal hal yang sangat memotifasi. Di dalam ketiga fungsi tersebut tidak bisa di hapus salah satu nya dan ketiga fungsi tersebut merupakan etika dalam sebuah organisasi". ungkap Lutfi

Baca juga;

Makna NDP dalam organisasi

NDP yang berfungsi sebagai kerangka refleksi merupakan ruang untuk melihat dan merenungkan kembali secara jernih setiap gerakan dan tindakan organisasi. Di dalam refleksi, gerakan dan tindakan organisasi dihadapkan untuk berdialog dengan rumusan-rumusan Nilai Dasar Pergerakan.

"beralih kepada nilai NDP yang pertama yakni ke islaman, yang bersumber kepada ahlussunah waljamaah, yang mana terdapat 4 sumber yaitu Al-Qur'an, Hadist, Ijma', dan juga Qiyas. nah, sedangkan yang kedua yaitu nilai keindonesiaan yang bersumber kepada Pancasila dan UUD 1945". sambungnya kemudian

Mengenal dan Memperkuat nilai-nilai NDP dalam berorganisasi PMII RBA STAI At-taqwa Menggelar Kegiatan SARANG Avicenna Ke-08

NDP (nilai dasar pergerakan) merupakan suatu sublimasi nilai ke-Islaman dan ke- Indonesiaan dengan kerangka pemahaman keagamaan ahlusunnah wal jamaah yang menjiwai berbagai aturan, memberi arahan dan mendorong serta penggerak kegiatan-kegiatan PMII.

Di dalam NDP terdapat 4 rumusan nilai keislaman nahdatul ulama yakni: tauhid, hablun minallah, hablun minannas, dan hablun minal alam.

Dalam upaya memahami, menghayati, dan mengamalkan islam tersebut, PMII menjadikan ahlussunah wal jamaah sebagai manhaj al-fikr sekaligus manhaj al-taghayyur al-ijtima'i (perubahan sosial). untuk mendekontruksi sekaligus merekonstruksi bentuk-bentuk pemahaman dan aktualisasi ajaran-ajaran agama toleran, humanis, anti kekerasan dan kritis transformatif.

Hal itu juga di jelaskan oleh sahabati lubabul jannah mantan ketua KOMISARIAT PMII Raden Bagus Asra STAI At-taqwa Bondowoso pada SARANG (Sarasehan Ngaji Bareng Avicenna) ke-08 yang di adakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Avicenna di kediaman sahabat Romlani Yahya, Grujugan, Sabtu (04/02).

"ketika kita membahas sebuah pancasila kita tidak boleh sembarangan karna analogi yang salah akan membawa kita kepada bukan sistem demokrasi. Ketika kita mentitik beratkan kepada sebuah hadis, maka ketuhanan yang maha esa tidak akan lagi dipakai. yaitu karna kalian harus jeli pada Poin pertama dalam Pancasila yakni ketuhanan yang maha esa bukan ahlussunah waljamaah yang maha esa. Sublimasi nilai indonesia dan keislaman yang beralirkan ahlussunah waljamaah, dimana Ahlussunah waljamaah adalah orang orang yang mampu memeluk atau bersama atau orang yang mentoleransi agama lain." Ungkap Lubabul

Baca juga di:

Ikhtiar dan Semangat Dalam Berorganisasi

Selain itu, ia juga memperjelas pentingnya NDP dengan memberi contoh gerakan PMII dari salah satu fungsinya.

"Seperti dalam melakukan aksi, kita Mahasiswa Pergerakan perlu menganalisis apakah hal tersebut berdampak atau tidak kepada Indonesia dan agama? Karna, secara garis besar nilai-nilai dasar kita adalah implementasi dari sublimasi nilai keindonesiaan dan keislaman yang berahlutan kepada ahlussunah waljamaah" tegasnya.