Selasa, 23 Februari 2021

Rayon Avicenna Optimalkan Kaderisasi, Demi Kesiapan Pengurus Selanjutnya


Hujan deras yang mengguyur daerah Bondowoso, tidak menyurutkan semangat Anggota dan Pengurus untuk hadir pada Acara Anjangsana Ke-7 Rayon Avicenna di kediaman Sahabat Amir yang bertempat di Desa Purnama, Kecamatan Tegal Ampel, Selasa (23/02/2020).

Acara tersebut merupakan salah satu kegiatan kaderisasi yang bertujuan untuk menyambung silaturrahim antar pengurus maupun anggota. Lebih dari itu, Anjangsana juga bertujuan untuk membangun rasa kekeluargaan.

Sahabat Amir selaku tuan rumah dalam sambutannya ia berharap kepada sahabat-sahabatnya agar saling merangkul antar satu sama lain dalam berproses. 

"Ayo, kita saling sama-sama mengingatkan. Kita harus kompak, kita buktikan bahwa Rayon Avicenna memang benar-benar solid" Ujarnya. 

Selain itu, Sahabat Furqon, Pengurus Bidang 2 Rayon Avicenna, ia mengingatkan kepada anggota agar mempersiapkan dirinya untuk menjadi pengurus. Karena, ketika menjadi pengurus ada tanggungjawab yang lebih besar,  selain mengurus dirinya sendiri juga harus mengurusi anggotanya. 

"Beberapa bulan lagi kita akan melaksanakan RTAR (Rapat Tahunan Anggota Rayon), kalian harus mempersiapkan dari sekarang, karena kalianlah nanti yang akan mengurus adek-adeknya" Tuturnya. 

Ia juga menuturkan bahwa modal menjadi seorang pengurus bukan hanya terletak pada IQ (Intelektual Quotient), tetapi juga EQ (Emotional Quotient). 

"Selain kalian itu mempunyai modal kecerdasan, ada yang lebih berpengaruh daripada itu, yakni bentuk kepedulian" Imbuhnya.

Sabtu, 20 Februari 2021

MABINKOM PMII RBA STAI At-Taqwa Bondowoso Singgung Pasar Modern Dalam Follow Up Ke-9 Rayon Avicenna



Pasar modern yang berkembang saat ini tidak hanya berdampak positif pada masyarakat, namun juga berdampak negatif, khususnya bagi penjual di pasar tradisional.

Adanya pasar modern semakin hari semakin banyak dan hal itu membuat pasar tradisional akan semakin tersudutkan. Buktinya, banyak masyarakat yang tidak lagi bertransaksi jual beli di pasar tradisional, melainkan beralih ke pasar modern.

Hal itu disampaikan oleh Mohammad Arif Billah, MABINKOM PMII Raden Bagus Asra STAI At-Taqwa Bondowoso, pada Follow Up ke-9 yang diadakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Avicenna di kediaman Sahabat Noval, Tlogosari, Sabtu (20/02).

"Disadari atau tidak, hari ini sudah banyak masyarakat yang meninggalkan melupakan pasar tradisional dan beralih ke pasar modern. Hal itu karena kita terjebak di tren dan gaya hidup mewah yang ditawarkan oleh pasar tradisona, sehingga kita lupa pada tempat dimana nenek moyang kita dulu melakukan transaksi jual beli," ungkap Arif.

Arif menambahkan bahwa sebagai kader PMII harus ikut andil mendukung kelangsungan pasar tradisional, karena banyak masyarakat kecil yang menggantungkan kelangsungan hidupnya dengan mengandalkan hasil penjualan di pasar tradisional.

"Kalau pasar tradisional sudah kita lupakan dan berpindah ke pasar modern. Lalu bagaimana nasib para pedagang kecil yang ada di pasar tradisional, sedangkan untuk mencukupi kehidupan sehari-hari mereka bergantung di sana?" Ujarnya. 

Selain itu, demi menjaga kelangsungan hidup pasar tradisional, Arif menghimbau peserta yang hadir untuk bersama-sama membela hak masyarakat yang ada di pasar tradisional.

"Sebagai aktivis, kita tidak boleh berdiam diri dan menutup mata terhadap problem ini. Aktivis harus hadir di tengah-tengah mereka dan berjuang bersama mereka" pungkasnya.

Anjangsana Ke-9 Rayon AvicennaMohammad Arif Billah, "Kader PMII Harus Nampak Gerakannya"



Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Avicenna adakan Follow Up sebagai pendalaman materi pada anggotanya di kediaman Sahabat Noval, Tlogosari, Sabtu (20/02/2020).

Kegiatan tersebut rutin dilakukan oleh Rayon Avicenna setiap pekan. Selain dihadiri oleh anggotanya, kegiatan tersebut tetap dihadiri oleh pengurusnya meski mereka sedang menempuh Kerja Kuliah Nyata (KKN).

"Kami akan tetap mendampingi Adik-adik dalam setiap prosesnya. Karena ini adalah amanah organisasi dan tertera dalam PO" ungkap Sahabat Sofiyatul Hasanah, Ketua Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso, pada tim Media Rayon saat diwawancara.

Sofi berharap, dengan adanya kegiatan tersebut mampu membuat anggotanya semakin solid dan paham terhadap materi yang ada di PMII maupun di luar PMII.

"Saya harap, dengan adanya Follow Up yang rutin ini dapat menjadikan anggota semakin kuat jalinan emosionalnya dan dapat memahami materi-materi yang diberikan. Baik materi ke-PMII-an atau lainnya," pungkasnya.

Follow Up ke-9 ini, Rayon Avicenna mendatangkan Sahabat Mohammad Arif Billah, MABINKOM PMII RBA STAI At-Taqwa Bondowoso. Ia menyampaikan bahwa kader PMII harus ikut andil dalam permasalahan apa pun. Bahkan, ia mengatakan untuk tidak mengaku PMII kalau belum pernah melakukan sesuatu untuk PMII.

"Kader PMII itu harus nampak gerakannya. Karena di PMII kita punya yang namanya Nilai Dasar Pergerakan. Untuk menginternalisasi nilai-nilainya, ya, kita harus bergerak," jelas Sahabat Arif yang juga pengusaha jamur itu.

Lebih dari itu, Arif memperingatkan untuk tidak bangga mengaku PMII kalau belum memberikan kontribusi yang jelas pada PMII.

"Jangan bangga kalian dengan jas berwarna Biru Kuning kalau belum melakukan apa-apa untuk PMII. Di PMII, kalian akan dibentuk sesuai proses kalian. Setelah kalian terbentuk, lalu apa yang akan kalian persembahkan untuk PMII?" Imbuhnya. 

Dalam tinjauan tim Media Rayon, kegiatan tersebut berjalan lancar dengan aktifnya para anggota berdiskusi membahas Nilai Dasar Pergerakan.

Minggu, 14 Februari 2021

Berinovasi Dan Berkarya, Di Padepokan Nyai Surti


Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Avicenna STAI At Taqwa Bondowoso terus mengembangkan potensi kadernya dengan melaksanakan kerjasama, baik di bidang intelektual, wirausaha serta keterampilan tangan demi mencetak kader yang multitalent agar nantinya tidak hanya sekadar mampu dalam hal teori tetapi juga wirausaha dan seni kreativitas lainnya. 

Hal tersebut dibuktikan dengan keterlibatan Anggota Rayon Avicenna yang juga berpartisipasi dalam Pelatihan yang bertemakan 'Sehari Mahir Merajut'. Acara tersebut dilaksanakan Di Padepokan Nyai Surti yang bertempat Di Desa Maskuning Kulon Kecamatan Pujer, Bondowoso (02/14/2021).

M.J Alfathoni yang asalnya juga dari daerah Pujer ia selaku menjadi pemateri sekaligus mengajarkan langsung bagaimana cara membuat produk sehari-sehari dengan mengenalkan bahan dan alat sekaligus mencontohkan caranya merajut benang, peserta yang hadir sangat antusias mengikuti apa yang dilakukan oleh MJ. Alfathoni tersebut. 

Mohammad Afifi selaku Founder Padepokan Nyai Surti dalam wawancaranya ia menyampaikan bahwa tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah mewadahi pemuda dan masyarakat agar senantiasa mempunyai bekal keterampilan seni kerajinan tangan.

"Hal yang seperti ini sebetulnya inovasi sederhana yang bisa dilakukan oleh siapapun utamanya mahasiswa" Ucapnya. 

Mohammad Afifi yang juga Mantan Ketua Komisariat PMII Raden Bagus Asra STAI At Taqwa itu menuturkan bahwa kegiatan tersebut  merupakan apresiasi bagi seni dan pelaku seni bahwa setiap kita harus memulai kegiatan seni dari lingkungan disekitar.

"Sebetulnya pelatihan merajut ini siapapun bisa asal berlatih, dan saya berharap pemuda dan mahasiswa terus menginovasikan dan mengembangkan nilai seni kerajinan tangan ini" Harapnya. 

Anggota Rayon Avicenna Sahabat Lina Sintiya yang merupakan salah satu peserta dalam pelatihan tersebut sangat merasa senang dengan adanya pelatihan merajut yang acaranya tidak dikemas terlalu formal namun sangat berguna bagi masyarakat utamanya kalangan pemuda. 

"Disini kita tidak hanya belajar tentang materi merajut saja tetapi langsung praktik sama orangnya, jadi sedikit banyak saya tau cara membuat produk rajutan ini, ini ilmu baru bagi saya" Imbuhnya.

Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh PMII Rayon Avicenna, termasuk GUSDURian Bondowoso, serta melibatkan anak-anak muda dan masyarakat sekitar.

Sabtu, 13 Februari 2021

Anjangsana Ke-6 Rayon AvicennaHartono, Kader PMII Selain Bagus Secara Intelektual, Juga Mampu Berwirausaha


Pentingnya berwirausaha juga harus diketahui  oleh mahasiswa khususnya kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Mahasiswa sebagai kaum yang paling idealis atau yang biasa disebut sebagai Agent Of Change dan Agent Of Control bukan hanya mengandalkan kemampuan intelektualnya saja, tetapi juga mempunyai beban moral di masyarakat bagaimana ia mampu memposisikan dirinya untuk membuat suatu perubahan yang lebih baik. 

Seperti yang dikatakan oleh Sahabat Hartono selaku pemateri dalam Anjangsana Ke-6 Rayon Avicenna STAI At Taqwa Bondowoso, ia menyampaikan bahwasanya sebagai mahasiswa tidak cukup hanya menguasai materi-materi kuliah dan organisasi, tetapi bagaimana mahasiswa itu bisa menerapkan langsung ilmunya di masyarakat. Salah satu contoh penerapannya bisa dengan berwirausaha. 

"Saatnya kader PMII bukan hanya disibukkan dengan peningkatan intelektual semata tetapi, juga harus bergerak di dunia wirausaha. Karena dunia wirausaha bukan hanya tentang bagaimana kita memperoleh penghasilan, melainkan bagaimana kita bisa bersosial langsung di masyarakat. Selain menawarkan produk, secara tidak langsung kita telah menawarkan kualitas diri kita" Tuturnya. 

Selain itu, ia yang saat ini sedang menggeluti dunia usaha tempe mengajarkan langsung bagaimana cara membuat tempe dengan baik, dan tidak lupa juga memberikan dorongan atau motivasi kepada anggota yang hadir agar senantiasa mempunyai keinginan untuk berwirausaha. 

"Kalau boleh cerita, saya pernah menggunakan uang UKT untuk modal usaha. Pada waktu itu saya usaha ternak ayam tapi gagal. Yang terpenting satu yaitu niat untuk berusaha lalu jangan takut untuk mencoba. Meskipun gagal iya jangan sampai kegagalan itu menghentikan usahamu" Ucapnya. 

Harapan dari pemateri ia menyampaikan setelah anggota belajar ilmu tentang kewirausahaan, tindak lanjutnya adalah mencoba langsung wirausaha apa yang menjadi minatnya.

"Saya berharap pasca pelatihan ini, langsung mempraktekkan apa yang telah kalian dapat di anjangsana ini untuk mencoba berwirausaha di rumah atau di rayon" Harapnya. 

Acara Anjangsana Ke-6 Rayon Avicenna tersebut diadakan di kediaman Sahabat Reni dan Dania yang mana mereka merupakan satu keluarga. Kegiatan tersebut bertempat di Desa Wonosari Kecamatan Grujugan, Bondowoso (02/14/2021).

Acara tersebut dihadiri oleh segenap pengurus dan anggota rayon. Istimewanya lagi kegiatan tersebut juga dihadiri oleh mantan Ketua Rayon Avicenna Sahabat Romli Yahya dan Anggota Baru yang lahir dari Mapaba Ke-V Rayon Avicenna beberapa hari kemarin.

Sabtu, 06 Februari 2021

Di Samping Menguatkan Kualitas Juga Tingkatkan KuantitasRayon Avicenna Lahirkan Generasi Kembali



Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Avicenna STAI At Taqwa Bondowoso meskipun sudah mempunyai anggota sebanyak 75 orang yang lahir dari Masa Peneriman Anggota Baru (MAPABA) Raya di Tahun kemarin, Rayon Avicenna lahirkan kembali anggota baru dengan mengadakan MAPABA Ke-V yang diselenggarakan langsung oleh Pengurus Rayon Avicenna STAI At Taqwa Bondowoso Masa Khidmat 2020-2021 yang  dinahkodai oleh Ketua Rayon Sahabati Shofiyatul Hasanah dalam kepengurusannya itu. 

Kesetiaan terhadap organisasi menjadi unsur penting yang diangkat dalam tema MAPABA Ke-V yaitu, "Terwujudnya Generasi Yang Setia Organisasi". Tema tersebut diangkat agar tidak hanya menjadi tema yang sekadar formalitas, melainkan sebagai stimulus motivasi kepada anggota baik anggota yang lahir di MAPABA Raya dan MAPABA Ke-V Rayon Avicenna sendiri, agar Rayon Avicenna tidak hanya mampu melahirkan kader secara kuantitas namun juga kualitas yang menjadi yang diprioritaskan. 

Sahabat Shofiyatul Hasanah selaku Ketua Rayon Avicenna dalam sambutannya dini hari tadi malam (06/02), ia menyampaikan bahwa menjadi anggota PMII bukan hanya sekadar ikut-ikutan atau hanya sebatas penampilan, karena PMII bukanlah organisasi biasa-biasa, mulai dari sejarah, tokoh pendiri PMII adalah orang-orang yang sudah bisa dikatakan sebagai ulama'.

"Tumbuhkan pada diri kalian keyakinan yang kuat di PMII, tumbuhkan keberanian di diri kalian agar terbentuk mental pejuang di PMII.
Berproseslah selalu di PMII agar menjadi kader yang militan dan berintelektual" Ucapnya. 

Selain itu ia juga menyampaikan bahwasanya kaderisasi di PMII bukan hanya dengan mengikuti jenjang kaderisasi formalitasnya saja tetapi, bagaimana pasca MAPABA ini para anggota lebih mengembangkan dirinya dengan lebih belajar giat lagi mencari ilmu, pengalaman dan relasi yang luas. 

"Pasca ini (MAPABA) kalian akan kembali ke lembaga masing-masing karena tidak semuanya yang ada disini ini adalah asli Rayon Avicenna, dimanapun kalian berada tetaplah menjadi anggota atau kader yang setia pada organisasi yaitu PMII" Imbuhnya. 

Acara MAPABA Ke-V Rayon Avicenna tersebut diadakan di salah satu pesantren yang ada di Bondowoso, lebih tepatnya di Pondok Pesantren Nurul Huda An-Nawawi Desa Grujugan Kidul Kecamatan Grujugan. Peserta yang ikut berpartisipasi bukan hanya berasal dari internal Kampus STAI At Taqwa melainkan dari eksternal yang diantaranya berasal dari Komisariat Universitas Bondowoso (UNIBO), Komisariat Wahid Hasyim Politeknik Negeri Jember (POLIJE) Kampus II dan Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Nurul Qarnain Sukowono, Jember.

Pentingnya Tri Fungsi NDP dalam berorganisasi PMII RBA STAI At-taqwa gelar kegiatan SARANG Avicenna ke-09.

  NDP yang berfungsi sebagai Kerangka Refleksi, Aksi dan Ideologis, merupakan Sublimasi nilai keislaman dan keindonesiaan. Sebagaimana ideol...