Rabu, 28 Oktober 2020

SUMPAH PEMUDA, PEMUDA UNTUK NEGERI

SUMPAH PEMUDA, PEMUDA UNTUK NEGERI
Ada lantunan ikrar yang terucap, ada sumpah yang terungkap
Melalui suara-suara lantang, Seakan dunia mulai guncang
28 oktober 1928
Hari pemuda pemudi bersuara
Darah rela tumpah, raga rela basah
Jiwa rela terguyur, segalanya hanyalah untuk negeri
SOEMPAH PEMUDA
Kami poetra dan poetri indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air indonesia
Kami poetra dan poetri indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa indonesia
Kami poetra dan poetri indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa indonesia
hati bergetar, ketika mulai terdengar
bait-bait sumpah mulai tersampaikan
sumpah yang abadi
tidak hanya teruntuk dirinya
melainkan untuk tanah airnya, untuk bangsanya dan untuk negerinya
“kami pemuda-pemudi indonesia bertekad menyeberang keberagaman, ketidak samaan menjadi persatuan dan kesatuan. Abadi dalam sumpah untuk indonesia.”
Asa yang membara
Berkobar seperti api yang membakar 
Untuk menyatukan di antara perbedaan
Pemuda harapan 
Pemuda perjuangan
Pemuda pertahanan

Tiada henti sebelum titik darah penghabisan
Singsingkan baju di lengan
Demi mempertahankan kemerdekaan

Wahai pemuda…
Tonggak negeri kini di tanganmu
Kerahkan segala usaha, untuk memajukan bangsa
Jagalah bumi pertiwi ini, jangan kau khianati

Wahai pemuda…
Soenario sastrowardoyo telah bergerak
Djoko marsaid telah berpihak
Muhammad yamin telah menyerahkan tonggak

Bangunlah, bawa perubahan 
Indonesia menunggu, indonesia menanti
Hingga gunung menggegar, air berseruan
Ombak terus bergelombang
Karna getaran sumpah yang di bacakan
Tri Koro Darmo akan menjadi tujuan sejati

Tanpamu
Pribumi akan letih, negeri akan sedih
Bahagia jadi derita, dunia hanyalah petaka
Titipan indonesia hanya padamu,
Wahai pemuda sang pahlawan sejati
Semoga terus dalam ridho ilahi

Bondowoso, 28 oktober 2020 




 

Peringati hari Sumpah Pemuda, TNI, Polri dan Organisasi Kepemudaan Bondowoso Menggelar Baksos

Bersama-sama memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-92, TNI, Polri dan Organisasi Kepemudaan Bondowoso (GP Ansor, PMII, GMNI) menggelar Bakti Sosial di berbagai titik daerah di Kabupaten Bondowoso. (28/10/2020)

Dalam sambutannya, Bapak Kapolres Bondowoso merasa bersyukur karena bisa bersama-sama dengan orang-orang muda dalam kegiatan memperingati Hari Sumpah Pemuda ini.

"Alhamdulillah hari ini bertepatan dengan Hari Sumpah Muda sehingga saya merasa muda lagi bergabung dengan adik-adik di hari yang penuh bahagia ini." Tutur Bapak Kapolres Bondowoso.

Kegiatan Bakti Sosial ini berangkat dari sebuah ide yang digagas oleh Sahabat Fathor Rozi selaku Ketua Umum PMII Cabang Bondowoso.

Ia berharap, Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda ini ada yang bisa dilakukan oleh TNI, Polri dan Organisasi Kepemudaan di Bondowoso untuk sama-sama membangun Bondowoso lebih baik kedepannya

Bapak Kapolres Bondowoso pun menuturkan dalam sambutannya bahwa kegiatan Bakti Sosial ini sebenarnya tidak terencanakan sebelumnya.

"Memang, kegiatan ini tidak direncanakan sebelumnya. Ide Bakti Sosial ini muncul dari adik-adik Organisasi Kepemudaan di Bondowoso salah satunya PMII. Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda ini kita harus melakukan hal-hal yang positif dan adik-adik ini mengarahkan untuk mengadakan Bakti Sosial berupa sembako dan lain semacamnya. Jangan pandang isinya karena memang tidak seberapa yang terpenting adalah niat baik kami untuk melakukan ini semua." Tutur Bapak Kapolres Bondowoso.

Diberbagai titik tempat dilaksanakannya Baksos ini, syukur alhamdulillah masyarakat Bondowoso sangat antusias dengan adanya kegiatan ini.

Semoga dengan dilaksanakannya kegiatan ini menjadi bagian untuk membangun Bondowoso jauh lebih baik kedepannya.

Selamat Hari Sumpah Pemuda ke-92.
Bondowoso Melesat.
Salam Pergerakan.

Minggu, 25 Oktober 2020

Anggota Baru PMII STAI At Taqwa Bondowoso Telah Sah Menjadi Angkatan 'Preman' Tahun 2020..

Kata "Preman" yang merupakan kepanjangan dari "Pergerakan Revolusi Masa Depan" secara resmi dan sah menjadi nama angkatan Anggota PMII Komisariat STAI At Taqwa setelah mendapatkan suara terbanyak di acara Rapat Tindak Lanjut (RTL) Pasca MAPABA RAYA sepekan lalu. Acara tersebut diadakan di Gedung Graha NU Kotakulon, Bondowoso (25/10/2020).

Sahabat Zafilur Rohman yang mengusulkan nama angkatan tersebut menyampaikan bahwa menjadi warga pergerakan seharusnya harus menciptakan perubahan-perubahan yang terus berorientasi ke depan.

"Memang sih agak nyleneh nama 'Preman' ini, iya karena harus menarik. Tetapi dengan dasar pergerakan kita harus senantiasa membuat Revolusi-revolusi sehingga kita siap untuk menghadapi masa depan" Ujar Sahabat Zafilur Rohman Anggota Rayon Avicenna Tahun 2020.

Selain membahas nama angkatan, di RTL tersebut juga melaksanakan pemilihan Ketua Angkatan Tahun 2020. Sahabat Abdul Wafi dari Rayon Avicenna memperoleh suara terbanyak sehingga terpilih menjadi Ketua Angkatan 'Preman' 2020.

Sahabat Abdul Wafi yang baru terpilih menjadi Ketua Angkatan menyampaikan bahwa sejatinya seorang mahasiswa bukan hanya mempunyai kesadaran untuk menjadi orang yang berilmu, melainkan juga perlu mahasiwa mempunyai kesadaran untuk berorganisasi.

"Mulai saat ini saya harus bisa merangkul teman-teman saya agar tetap berproses dengan menjaga kesolidaritasan antar sesama. Karena Mahasiswa itu selain mempunyai kesadaran berilmu juga harus mempunyai kesadaran bermasyarakat, bernegara serta berorganisasi". Jelasnya.

Sahabat Muzakki selaku Ketua Komisariat Reden Bagus Asra STAI At Taqwa juga menyampaikan di RTL kali ini akan membahas tentang bagaimana kaderisasi Rayon Avicenna dan Averroes selama satu tahun kedepan. Serta mengajak kepada anggota maupun pengurus agar khitmad dan serius dalam menjalani proses.

"Cita-cita kalian akan tercapai tergantung proses kalian, tergantung bagaimana pengabdian kalian. Kalian harus bisa melawan rasa bosan yang ada didalam diri kalian sendiri dalam menjalani proses di organisasi, baik PMII maupun organisasi yang lain" Jelas Ketua Komisariat, Sahabat Muzakki.

Jumat, 23 Oktober 2020

"PK PMII UNIBO dan PK PMII WAHID HASYIM POLITEKNIK NEGERI JEMBER KAMPUS II Berkoalisi Adakan Mapaba Gabungan

Akhir-akhir ini, PMII Bondowoso lagi gencar-gencarnya dalam proses rekrutmen. Tidak lain demi mempertahankan jalannya regenerasi di organisasi. Hal tersebut dibuktikan oleh Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Bondowoso dan Wahid Hasyim Polije Kampus II yang bekerjasama mengadakan Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) yang bertempat di Kampus Universitas Bondowoso, Jum'at (23/10/2020).

Acara tersebut diikuti oleh puluhan peserta calon anggota, baik peserta internal maupun eksternal. Tema yang diusung di MAPABA kali ini adalah " Terbentuknya Generasi Emas Dalam Bingkai Kaderisasi Yang Disiplin". 

Sahabat Zainur Rozikin selaku ketua pantia menyampaikan, bahwa kedisiplinan organisasi harus ditanamkan mulai dari tingkat bawah atau ditingkat rayon.

"Otomatis kita mulai prinsip disiplin ini dari MAPABA dulu, karena MAPABA adalah gerbang awal untuk berproses di PMII". Ucapnya.

Ketika pembukaan acara, sahabat Abu Sofyan selaku majelis pembina komisariat PMII Unibo juga menyampaikan agar mahasiswa milenial saat ini harus bisa menguasai nilai akademisi dan gaya komunikasi yang kita dapat di organisasi.

"Agar keduanya tidak timpang dan itulah yang saya rasakan saat ini." Ujar sahabat abu Sofyan sekaligus membuka acara.

Sahabat Fathorrozi selaku Ketua Umum PC PMII Bondowoso, di dalam sambutannya juga menekankan kepada peserta agar serius dan tidak main-main dalam mengikuti MAPABA kali ini.

"Karena sering saya katakan jika kita menganggap acara ini biasa-biasa saja maka output nya pun biasa-biasa saja, tetapi jika dianggap luar biasa maka output-nya pun akan luar biasa" Tegasnya.

Senin, 19 Oktober 2020

Ratusan Mahasiswa Baru Bondowoso Angkatan 2020 Meminta Segera Di Baiat Di PMII


Dalam penutupan acara MAPABA RAYA yang di nahkodai oleh Pengurus Komisariat Raden Bagus Asra STAI At Taqwa Bondowoso, dini malam tadi, Senin (19/10) sebanyak 121 Peserta secara resmi dan sah telah dibaiat menjadi Anggota PMII Angkatan 2020 pasca mengucap ikrar dan janjinya yang dipimpin langsung oleh Ketua Pengurus Cabang PMII Bondowoso, Sahabat Fathorrozi S,Pd. 

Acara penutupan tersebut diadakan di Halaman SDN Klabang 1 Kecamatan Tegal Ampel, yang selama tiga hari dijadikan sebagai tempat MAPABA RAYA kali ini. Acara ini cukup berbeda dari sebelumnya. Pengurus Rayon Averrores dan Pengurus Rayon Avicenna bersatu di kepanitiaan dalam mensukseskan acara MAPABA RAYA.

Didalam sambutannya, Sahabat Muzakki menyampaikan latar belakang atau alasan diadakannya MAPABA RAYA ini "Alhamdulillah, kegiatan MAPABA berjalan dengan baik. Walaupun masih banyak hal harus diperbaiki. Melihat perkembahan PMII saat ini, bahkan dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari kuantitas maupun kualitas anggota, terlebih khusus di tahun 2020 ini. 

Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar permintaan dari mahasiswa baru itu sendiri untuk cepat dilaksanakan. Maka dari itu kami selaku pengurus komisariat PMII RBA STAI AT-TAQWA BONDOWOSO segera melaksanakan musyawarah dan membentuk struktur panitia, dengan jangka waktu 15 hari. Kinerja panitia sangat luar biasa dalam menyiapkan acara tersebut, mulai dari pendanaan dan perlengkapan lainnya. 

Panitia dan peserta bahkan tamu yang berada di area kegiatan harus tetap mengikuti ptotokol kesehatan seperti wajib bermasker, penyediaan handsantizer dan cek suhu badan sebab covid-19 tahun 2020 ini.

Harapan kami selaku pengurus komisariat PMII RBA STAI AT-TAQWA BONDOWOSO kepada anggota baru ialah tetap semangat dalam berproses, menimba ilmu dengan mengikuti proses kaderisasi yang ada di PMII, sehingga dapat bermanfaat bagi pribadi khalayak umum." Ucap Ketua Komisariat, Sahabat Muzakki.

Sahabat Agil selaku ketua panitia juga menyampaikan "Menurut saya alhamdulillah saya sangat bersyukur sekali karna acara telah lancar dan bisa di bilang cukup sukses menurut saya. Dan saya berharapa kedepannya sahabat sahabati PMII yg baru saja mengikuti mapaba bisa inten di PMII dan lebih aktif dan bersemangat lagi di PMII. Kedepannya semoga lebih baik lagi dan lagi." Ucapnya.

Pasca MAPABA RAYA ini seluruh anggota yang telah dibaiat baik yang dari internal maupun eksternal akan terus dikawal selama berproses. Akan diadakan RTL (Rapat Tindak Lanjut) pasca MAPABA. Terlebih di Internal sendiri baik Rayon Avicenna dan Rayon Averroes yang berada di naungan Komisariat RBA STAI At ATaqwa akan lebih memaksimalkan kembali proses untuk mencetak generasi yang berintelektual dan bermoral dalam menanggapi zaman yang terua berubah.

Selain itu, untuk menambah kuantitas kader PMII Bondowoso, khususnya Rayon Averroes dan Avicenna akan mengadakan MAPABA Rayon. Dimana antara kedua Rayon tersebut akan mengadakan secara mandiri acara MAPABA untuk merekrut calon-calon kader yang bersedia mengabdi di PMII.


Penulis : Imron ( Tim Media PMII Rayon Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso)

Sabtu, 10 Oktober 2020

Polemik Cipta Kerja UU disahkan Untuk Siapa?


Berdasarkan pada hasil wawancara Rosi Silalahi (08/10) pada talkshow ROSI di Kompas TV, Airlangga Hartanto berkilah bahwa UU Ciptaker ini mampu meningkatkan iklim investasi secara gradual dan masif, menurutnya UU Ciptaker ini juga mampu menarik minat para pemodal dalam negeri ataupun asing untuk berimvestasi dan akhirnya mampu meningkatkan siklus perekonomian yang lebih baik pasca pandemi. Namun,  Ida Fauziyah sebagai Menteri Ketenagakerjaan menimpali bahwa dengan menggelembungnya investasi di Indonesia akan berdampak positif pada peningkatan ekosistem lapangan kerja yang lebih besar, ia juga menambahi bahwa UU Ciptaker ini juga mampu memberikan jaminan sosial yang baik bagi kaum buruh. Bukan hanya itu saja, Menaker juga mengatakan bahwa UU Ciptaker ini juga menjadi sarana Upgreding kapasitas dan kapabalitas bagi kaum buruh pribumi untuk bersaing dengan pekerja global di Era Revolusi 4.0 ini. yang mana banyaknya pekerjaan yang dapat digantikan oleh Robot. Seperti contohnya Minimarket Amazon di Amerika Serikat sana yang tidak lagi menggunakan tenaga kasir. Juga seperti perusahaan asal Tiongkok milik Jack Ma yakni Alibaba yang tidak lagi menggunakan tenaga pramusaji dalam melayani tamu restoran melainkan menggunakan tekhnologi robotik untuk menggeser jasa atau tenaga pelayan restoran.
Namun sayangnya  semua alibi yang dilontarkan oleh pekerja sekaligus pejabat kabinet Indonesia Maju tersebut ditolak oleh banyak elemen masyarakat khususnya kaum buruh dan mahasiswa, terdapat banyak diksi yang kontra naratif dari kalangan  masyarakat seperti Buruh dan Mahasiswa, mereka menilai bahwa mulai dari pencanangan hingga pengesahan UU Ciptaker ini tidak Partisipasif atau tidak melibatkan masyarakat. Para pembuat kebijakan ini tidak menyerap aspirasi dan suara buruh. UU Ciptaker ini juga dinilai tidak relevan dengan nasib para kaum proletarian, UU Ciptaker ini hanya memasukkan skala prioritas kepentingan bagi para elit pemangku kepentingan seperti kaum korporate dan borjouis. UU Ciptaker ini juga dinilai terlalu eksploitatif terhadap kaum buruh, UU Ciptaker ini juga dinilai sebagai representasi bentuk kolonialisme perekonomian pada masa modern ini. serta juga dinilai mengkhianati perjuangan Marsinah dan Widji Tukul dalam memperjuangkan nasib buruh. UU Ciptaker ini juga bisa mereduksi kepercayaan masyarakat khususnya buruh terhadap Legislatif di Senayan dan Pimpinan Eksekutif khususnya di Istana Negara sana.
Banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat utamanya mahasiswa seluruh nusantara seperti aksi demonstrasi oleh Buruh dan Mahasiswa di berbagai daerah di seluruh penjuru Indonesia, mahasiswa juga melakukan langkah konstitusional yudikatif seperti langkah Judisial Review atau Uji Materi di Mahkamah Konstitusi. dan  hal lainnya sebagai bentuk aktualiasasi daripada ekspresi  kekecewaan dan penolakan kaum buruh dan mahasiwa terhadap UU Ciptaker yang berpihak hanya kepada kaum Neo Kapitalis dan kaum Neo Oligarkis.
UU Ciptaker ini juga bisa menjadi fasilitator dalam hal kapitalisasi pekerja/buruh oleh kaum korporat oligarkis. Kebijakan Neo Oligarkis ini dirasa akan menyengsarakan kaum proletar buruh se indonesia. Undang-Undang ini juga di anggap nihil implementasi sila-sila pada Pancasila. Seperti halnya sila ke 5 yang berbunyi “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” sebagaimana yang telah di paparkan oleh penulis diatas.  Apalagi ditengah Pandemi Covid 19 ini Pemerintah dan DPR RI seharusnya mengkonsentrasikan semua tenaga,waktu, dan juga pikiran mereka terhadap permasalahan bangsa yang lebih urgent dan krusial pada saat ini yakni penanganan pandemi Covid-19 ini, bukan malah memanipurnakan bahkan  mengesahkan Undang-Undang Ciptaker ini pada tengah malam ketika rakyat sedang terlelap dalam tidurnya dan disaat seluruh masyarakat sedang berjuang dan berperang dengan Pandemi C19 ini.  Ironisnya hal yang amoral ini justru dilakukan oleh anggota Dewan-Dewan (yang katanya) terhormat itu. Baiknya para pejabat itu membuat sebuah kebijakan yang lebih progresif demi kemaslahatan  orang banyak atau seluruh rakyat indonesia. Agar membuat kondisi NKRI jauh lebih kondusif daripada saat ini. Jika hanya ingin melakukan upgrading atau peningkatan kompotensi, kapasitas, dan kapabilitas buruh maka pemerintah bisa memberikan pendidikan vokasi ketenagakerjaan, pendidikan dan pelatihan buruh dalam atau luar negeri, atau kegiatan pendidikan vokasi untuk peningkatan standar SDM dan kompetensi kaum buruh kita agar menjadi lebih kompetitif lagi dalam persaingan lapangan kerja dengan masyarakat global, ditengah Era Revolusi 4.0 ini.   



Penulis : Abdi Aliev (Pengurus Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa)

Kamis, 08 Oktober 2020

Tolak OmnibusLaw, PMII Bondowoso Turun Jalan.


Ratusan kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bondowoso turun jalan setelah beberapa hari kemarin ditetapkannya dan disahkannya Omnibuslaw yang salah satunya Undang-Undang Ciptakerja menuai banyak kontroversi dan ditentang oleh seluruh kalangan di masyarakat. gedung DPRD Tenggarang, Bondowoso (08/10/2020).

Mengingat press reales PC PMII Bondowoso diantaranya :
Pengurus cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Bondowoso. menganggap dengan adanya UU Cipta Kerja, DPR dan Pemerintah telah memfasilitasi kepentingan monopoli ekonomi korporasi dan oligarki yang dilegalkan dalam UU Cipta Kerja bukan untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Untuk itu, PC PMII BONDOWOSO menolak keras UU Cipta Kerja tersebut.

Didalam tuntutan aksi dari PC PMII Bondowoso ada enam point yang dibacakan langsung oleh Ketua Umum PC PMII Bondowoso, Sahabat Fathorrozi yang disaksikan langsung oleh seluruh anggota DPRD Bondowoso. Yang menjadi point terakhir dan utama mengenai penolakan PC PMII Bondowoso terhadap UU Ciptakerja yaitu PC PMII Bondowoso Menuntut DPRD Bondowoso untuk bersikap kepada kepentingan rakyat dengan bersama sama menolak UU Cipta kerja.

PMII Bondowoso juga menganggap UU Cipta Kerja tidak mencerminkan pemerintahan yang baik (good governance). Sebab, dalam pembentukannya saja sudah main kucing-kucingan dengan rakyat, apalagi nantinya saat melaksanakan UU Cipta Kerja, bisa jadi rakyat akan di akal-akali dengan UU Cipta Kerja. 
"Kami akan mendukung sepenuhnya PB PMII yang akan melakukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi, sebab sebelumnya PB PMII pun pernah melakukan uji materi UU MD3 ke MK. Maka, tidak segan-segan PB PMII melakukan uji materi UU Cipta Kerja". Ujar Fathorrozi 

Ditemui langsung oleh Ahmad Dhafir selaku ketua DPRD Bondowoso dan peserta aksi diperbolehkan masuk.
DPRD tidak mempunyai kewenangan untuk menetapkan dan menolak apa yang telah disahkan oleh DPR-RI. Tetapi apa yang telah diperjuangkan oleh adek-adek PMII, apa yang telah disuarakan, kami akan bersedia menyampaikan aspirasi ini.

"Saya sangat mengerti bahwa fungsi DPR bukan hanya membuat undang-undang, menganggarkan dana daerah tetapi juga berfungsi sebagai tempat menampung, menfasilitasi dan menindaklanjuti aspirasi". Ungkap Ahmad Dhafir 

Dengan apa yang telah dilaksanakan, disuarakan dan disampaikan bersama bahwa DPRD akan menyampaikan aspirasi ke atasan.
 "Akan terus kami kawal tentang apa yang telah dikatakan oleh oleh ketua DPR, perjuangan kita tidak hanya sampai disini saja, ketika UU Ciptakerja masih dilaksanakan di negara ini, kami berjanji kami tidak akan tinggal diam, kami akan terus pantau perkembangan ini". Kata orator, sahabat Abduh

Aksi kali ini sudah termasuk dalam ketegori baik. Karena, peserta aksi tadi masih kondusif daan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker dan juga dalam hal ini akan tetap ada tindak lanjut, evaluasi besar-besaran dengan harapan baik.
"Mematuhi protokol kesehatan sebab masih berada di era oandemi covid-19 tetap kami lakukan". Ujar Korlap, Sahabat Ahmad Muzaki

Senin, 05 Oktober 2020

Coretan Berproses di Organisasi Biru Kuning


Selepas masa PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) di setiap Perguruan Tinggi entah Negeri ataupun Swasta pastilah banyak Organisasi yang melakukan Rektrutmen kader baru mereka, biasanya rekrutmen yang mereka lakukan ini menyasar pada Mahasiswa Baru atau Maba. Tak luput pula dengan organisasi Biru Kuning yang juga menjadi Banom NU, ya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia namanya atau yang lebih dikenal dengan PMII ini juga melakukan rekrutmen terhadap Maba di setiap Kampus. Hal ini dilakukan demi terciptanya Regenerasi Kader. Dan menggantikan para Kader Senior yang telah mengalami Demisioner ataupun telah mengalami Purna Khidmat/Alumni. Organisasi yang masuk kedalam Banom NU ini memiliki banyak jenjang Kaderisasi bagi Kadernya. Mulai dari masa awal Rekrutmen atau yang dikenal dengan Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) untuk jenjang Rayon/Komisariat, Pelatihan Kader Dasar atau PKD untuk jenjang Komisariat atau Cabang, Pelatihan Kader Lanjut atau PKL untuk jenjang Cabang dan Pengurus Koordinator Cabang (Tingkatan Provinsi), hingga Pelatihan Kader Nasional atau PKN untuk jenjang Pengurus Besar/PB (Tingkatan Pusat/Nasional). Dan masih banyak lagi proses kaderisasi yang dilakukan oleh PMII seperti Follow UP, Kajian Ilmiah, bahkan kegiatan Bhakti Sosial.
Namun jika kita ingin berkhidmat di PMII hingga jenjang PB maka kita harus melalui banyak jenjang-jenjang kaderisasi yang telah disebutkan diatas~terlebih dahulu. Kunci Berproses di Organisasi Biru Kuning ini ialah maksimal,sungguh-sungguh, totalitas,dan ihlas. Karena akan Begitu banyak manfaat dan fadilah yang akan kita dapat jika berprores dengan tekun di dalam Organisasi Biru Kuning ini. Manfaat tersebut Seperti : 1. Perluasan Jaringan, 2. Peningkatan Kualitas SDM atau Kecerdasan Intelektual kita. 3. Pendewasaan Diri dan Pola Pikir kita, 4. Menumbuhkan Jiwa Solidaritas dan Loyalitas terhadap Organisasi, 5 Menumbuhkan Jiwa Sosial kita, dan begitu banyak dan besar pula Fadilah atau Manfaat saat kita ikut serta dalam berproses di Organisasi Biru Kuning ini. Namun tak selamanya saat berproses dalam PMII itu selalu berjalan mulus, sering dan banyak dinamika proses kaderisasi yang dialami oleh para kader sebagai ajang pemantasan diri dan pendewasaan pola pikir para kader yang dengan sukarela dan penuh semangat yang bergelora. Contoh halnya ialah terjadinya silang pendapat antara kader sesama, konflik internal sesama kader,pengurus, ataupun konflik antara junior dan senior, dan bahkan berbeda opini atau pemikiran serta masih banyak lagi problematika yang menjadi polemik dalam berorganisasi, namun semua perbedaan itu jangan sampai mereduksi loyalitas dan Solidaritas kita antar sesama kader Organisasi Biru Kuning ini. Perbedaan ini harusnya menjadikan warna-warni kehidupan kita dalam berproses di organisasi biru kuning atau PMII ini. Sesuai dengan semboyan kita dalam falsafah atau ideologi negara kita (Pancasila) yang berbunyi "Bhinneka Tunggal Ika" yang artinya berbeda namun tetap satu jua. Maknanya adalah jangan jadikan masalah,konflik dan perbedaan pendapat antar sesama kader ini, menjadi sekat atau bahkan jurang pemisah antar sesama kader dalam berproses di organisasi Biru-Kuning ini. Memang problematika dalam berproses di PMII itu sangat komplek dan beragam namun jangan jadikan masalah dan dinamika ini menjadi peluntur asa kita dalam berproses di organisasi biru kuning ini. Jadikan lah problem kita dalam berproses ini sebagai media untuk menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih baik lagi. Ingat lah semboyan kita. "Sekali bendera telah dikibarkan maka hentikanlah ratapan dan tangisan kita. Karena mundur 1 langkah adalah bentuk penghianatan kepada organisasi" jika kita ingin berhenti dari berproses di organisasi ini maka ingatlah pilunya diri kita dalam mengikuti Mapaba atau pun jenjang kaderisasi lainnya yang pernah kita lalui. Jika hal kaderisasi yang begitu besar saja kita mampu melalui nya dengan baik berarti kita juga bisa melalui kerikil-kerikil kecil masalah yang kita jumpai dalam PMII ini. Saat awal kita mengikuti Mapaba di Banom NU ini kita di Ba'iat dan di sumpah untuk selalu loyal dan setia terhadap organisasi biru kuning ini.

Petuah:
   Jangan jadikan dinamika yang kita lewati dalam berproses menjadi sebab musebab kita hengkang dari organisasi biru-kuning yang masuk dalam Banom NU ini. Namun jadikan dinamika yang kita temukan dalam berproses ini menjadi cambukan dan pemantik api semangat dalam berproses di PMII. Salam Pergerakan!!!💪💪💪


Penulis : Abdi Aliev (Pengurus Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso)

Darah Pergerakan

Kami adalah mahasiswa pergerakan yang memiliki tugas untuk bergerak bukan sekedar atau sebatas perkumpulan semata. Maka dari itulah di masa pandemi ini kami mencoba kembali bernostalgia dengan istilah yang memang sering kita kenal dengan anjangsana yang beralokasikan di kediaman sahabat Alfin, desa penanggungan, maesan, bondowoso. 
Rasa bahagia dan senyum bertepuk terhadap jiwa akan kembalinya masa-masa yang selalu di rindukan dan selalu di harap dalam angkatan kami yaitu angkatan Airlangga. Acara kali ini di kemas dengan sederhana mungkin yaitu bincang-bincang santai ditemani sebagian pengurus rayon avicenna sahabat lufi, fajar dan ipan yang posisinya saat ini di bidang 1 (kaderisasi). 
“assalamualaikum.” Ku ucapkan setelah sampai pada halam depan rumah sahabat alfin dengan senyum yang bahagia dan wajah-wajah cerita tanpa ku sangka.
“waalaikumsalam, Alhamdulillah sampai juga kau coyy.” Ujarnya pada saya yang masih memarkir sepeda tepat di depan rumah sahabat alfin tersebut.
Perbincangan non-formal kini hidup dan bahkan keramaian pun terjadi, bisingan sepeda bukan menjadi patokan di acara kali ini. Namun, suara-suara sahabat dan sahabati yang kian mendenging tinggi dengan akuratnya. 
Namun, ada satu hal yang saat ini aku lihat dalam diri sahabat saya ini yaitu ‘darah pergerakan’ yang masih melekat dalam dirinya walau sempat stagnan karna terindikasi oleh kesibukan dan pandemi dalam waktu yang cukup panjang. Sungguh luar biasa, hingga membuat diriku sadar bahwa tak semua orang yang menghilang itu berfikir bahwa dirinya melupakan apa yang memang sudah menjadi dirinya ketika pembai’atan. Salam pergerakan sahabat dan salam juang untuk meraih masa depan.
“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”  Sahabat khosim wahyudi membuka dan sekaligus yang memimpin acara kali ini. 
“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.” Serentak kami yang hadir dalam acara kali ini menjawabnya.
Bacaan Basmalah menjadi pembuka dan ujung harap demi lancarnya acara sampai akhir, dilanjutkan dengan sambutan ketua angkatan sahabat Ainul dan sambutan dari tuan rumah sahabat alfin. Hingga sampai pada titik acara inti yaitu bincang-bincang santai yang diserahkan kepada ketua bidang 1 pengurus avicenna yaitu sahabat lutfi.
Perbincangan kali di mulai dari proses kaderisasi dalam dunia pergerakan, apa yang pernah disampaikan oleh sahabat arif billah ‘kaderisasi adalah nyawa organisasi’ yang terutama dalam dunia pergerakan. Maka inilah yang saya maksud darah pergerakan yang kami berikan terhadap pergerakan kami yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia serta progress di masa yang akan datang. Tentu tidaklah mudah dan berjalan semulus jalan aspal yang baru diperbaiki. Pasti akan ada terjal, tantangan yang akan di hadapkan dalam perjalanan yang kita tempuh di proses kaderisasi ini. Namun, bagaimana kita mampu bertahan dan mempertahankan.
Tentu banyak hal yang kita perbincangkan dalam forum non-formal kali ini mulai dari kaderisasi, lalu keluh kesah kami selama berproses dan terlebih bekal kita sebelum menuju pada jenjang kepengurusan selanjutnya. 
Hati saya tertegun seakan kaget namun tidak seyogyanya, sebab saya sadar. Proses saya dan sahabat yang lain terindikasi oleh adanya pandemi dan berbagai hal. Namun, mau tidak mau siap tidak siap masa telah memanggil untuk sampai pada amanah dan tugas yang harus kita emban bersama. 
“apa iya sudah mau menjadi pengurus.” Ujarku dalam hati kecil berkata seakan membaut nalar pikirku kembali hidup.
Tapi apalah daya karna semua sudah tiba dan tidak baik jika harus mundur, karna mundur satu langkah suatu bentuk pengkhianatan kepada pergerakan. Teruslah maju dan belajar karna dengan semua akan terjalankan seiring berjalannya waktu. 
Tentu apa yang disampaikan oleh sahabat Lutfi sangatlah menyentuh kepada titik kesadaran kami semua yang berada pada ruang tertutup beratapkan genteng rumhah dan beralaskan teras yang cukup luas. Hingga saya ingat bahwa dalam teori pendidikan ada 3 titik kesadaran yaitu kesadaran religis, kesadaran naif dan kesadaran kritis. Banyak hal yang disampaikan hingga sampai pada keluh kesah dan nostalgia yang harus terungkap.
Bahkan dari sekian hal keluh kesah yang tersampaikan semua tidak terlepas dengan adanya miss komunikasi yang tidak terealisasikan dengan baik oleh sahabat dan sahabati. Tentu miris, bukan? Seharusnya saat ini adalah proses penyesuaian dari segala hal yang sudah pernah kita serap. Oleh karena itu saya mencoba memberikan pernyataan terkait problematika yang terjadi dalam dunia kita saat ini.
“Setelah sekian lama tak kunjung ketemu kini nostalgia kembali bersemi, mengisi kembali ruang-ruang kosong yang harus terisi. Karna menjalani kehidupan harus kita nikmati agar tidak hanya sekedar berjalan namun kita merasakan manisnya sebuah kehidupan. Setelah sekian lama kita bersemi di tempat terteduh yang tak bisa kita tinggalkan, kini new normal mulai bisa kita manfaatkan. Dari sekian banyak hal tersampaikan tentu ada satu hal yang belum terealisasikan yaitu relasi. Karna, jika kita ingin menjalin komunikasi yang baik maka kita harus selesaikan relasi kita terlebih dahulu. Sebab, komunikasi itu berjalan dengan baik jika kita sudah tuntas dalam relasi kita. Terutama dan yang harus diutamakan adalah dalam intern kita, sebab tentu masih banyak di antara kita yang belum mentuntaskan hal ini. Padahal ini penting menjalin sebuah persahaban yang harmonis dan selalu terikat dengan solidaritas dalam dunia pergerakan. Mengapa demikian? Saya teringat apa yang dikatakan oleh fiersa besari ‘sahabat itu mendukung, bukan menikung. Ada problem, dirangkul, bukan malah di pukul. Saling memaafkan salah bukan memanfaatkan celah.’ Oleh karena itu, bagaimana kita mau menerapkan hal tersebut sedangkan relasi kita belum tuntas begitu. Jika semua sudah sudah terkondisikan dengan sebaik mungkin, maka saya yakin segala kesenjangan yang terjadi. segala problem yang menerpa dan berbagai hal yang akan menghadang. Yakin dan percayalah semua akan teratasi dengan sebaik mungkin. Senjang, problem atau apapun ini mudah untuk kita lewati. Maka persahabatan akan terus bersemi tanpa terindikasi oleh hal-hal yang akan memisahkan keharmonisan kita dalam organisasi. Juga apa yang dikatakan oleh Pramoedya Ananta Tour dalam bukunya yang berjudul ‘Bumi Manusia’ yaitu “Manusia yang wajar mesti punya sahabat. Persahabatan tanpa pamrih. Karna tanpa sahabat dunia ini akan terasa sunyi.” Ini akan kita rasakan dan mungkin seakan seperti satuan yang tidak bisa di pisahkan. Karna hanya dan akan yang menjadi jawaban. Loyalitas, integritas, kualitas, kuantitas dan menjadi sang organisatoris sejati akan senantiasa kita gelut jika semua terealisasikan sebagaimana mestinya. Maka dari tidak hanya sekedar cinta yang butuh relasi tapi menjadi sang organisatoris sejati harus mampu survive dalam celah-celah yang harus di selesaikan dan di manfaatkan sebaik mungkin demi progress ke depan menjadi lebih baik.” Kataku dalam kesempatan terakhir.
Rindu kini kian terbayar dengan sebuah pertemuan yang penuh cita rasa dan ungkapan hati yang mendalam. Semoga harapan ke depan bisa tersampaikan dengan segala tindakan yang dilakukan walau tantangan kian menghadang dalam setiap lini perjalanan yang kita tempuh. 
“Yang terakhir, jangan lupa etika seperti yang saya sampaikan di awal di laksanakan. Mulai garis koordinasi dan intruksi harus berjalan sesuai dengan tupoksinya masing-masing. jangan sampai ada salah penempatan agar kita menjadi mahasiswa pergerakan yang di katakan usai.” Pungkas sahabat lutfi. 
Sekian saya Muhammad Nur Haris, Salam Literasi teruslah berkarya agar menjadi pemuda yang sejati   


Penulis : Muhammad Nur Haris (Pengurus Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso)

Rapat Tindak Lanjut RTAR


Pasca RTAR ke-IV Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Avicenna STAI At Taqwa Bondowoso melaksanakan Internal Meeting sebagai tindak lanjut setelah dibentuknya pengurus periode 2020-2021. Internal Meeting tersebut dilaksanakan di Belakang Mahardika Alun Alun Kota Bondowoso (05/10/2020).

Rapat tersebut di hadiri oleh segenap pengurus yang telah terbentuk dan mengisi bidang-bidang di struktural kepengurusan rayon. Acara tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Rayon Avicenna Sahabati Sofiyatul Hasanah.

Dalam sambutannya Sahabati Sofiyatul Hasanah menyampaikan : "Saatnya kalian mengkader bukan lagi dikader. Sering hambatan itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi anak pergerakan terutama ketika menjadi kita menjadi pengurus, tapi itu tidak menjadi penghalang bagi kita untuk tetap berproses.
Mari kita sama-sama mengabdi di dunia pergerakan ini.
Baik dan tidaknya PMII Rayon Avicenna ini semua tergantung kita". Ucap Ketua Rayon Avicenna.

Setelah acara internal meeting ini, Rayon Avicenna akan melanjutkan kepengurusannya dengan memfokuskan Rencana Kerja dan Program Kerja yang akan digunakan selama satu tahun kepengurusan kedepannya. Raker maupun Program Kerja merupakan bagian dari kebutuhan jalannya kaderisasi. Dimana kaderisasi merupakan nafas organisasi paling vital demi melahirkan generasi-generasi yang berdedikasi.

Penulis : Imron Rasyidy (Pengurus Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso)

Pentingnya Tri Fungsi NDP dalam berorganisasi PMII RBA STAI At-taqwa gelar kegiatan SARANG Avicenna ke-09.

  NDP yang berfungsi sebagai Kerangka Refleksi, Aksi dan Ideologis, merupakan Sublimasi nilai keislaman dan keindonesiaan. Sebagaimana ideol...