Rabu, 25 November 2020

Saatnya KOPRI Harus Mendidik Dan Mengkader Bukan Hanya Sebatas Wacana



Dalam rangka memperingati Hari Lahir Korp Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI)  yang Ke-53. Pengurus KOPRI Komisariat Raden Bagus Asra Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)  At Taqwa Bondowoso mengadakan Harlah KOPRI di Graha Pergerakan Curahdami,  Bondowoso (25/11/2020).

Acara tersebut dihadiri oleh pengurus maupun anggota baik dari tingkat rayon hingga tingkat cabang,  serta tamu undangan lainnya. Kegiatan tersebut mengusung tema "Kiprah Perempuan Dalam Dunia Pergerakan". 

Sahabati Sahemi selaku Ketua Panitia dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema yang diusung tersebut bukan hanya sebatas untuk ajang eksistensi semata,  melainkan sebagai bahan api semangat bagi kader KOPRI agar lebih menampakkan perannya di dunia pergerakan. 

"Tema tersebut kami usung bukan hanya untuk keren-kerenan atau dibanggakan saja,  tetapi sebagai cambuk semangat bagi kalian semua agar lebih berkiprah lagi dalam dunia pergerakan dan tidak turut terjebak di hegemoni keseharian. Jadi kita sebagai kaum intelektual harus bisa berkaca kepada pejuang perempuan dulu seperti Cut Nyak Dien dan Raden Ajeng Kartini yang tidak kenal lelah dalam memperjuangkan harkat dan martabat perempuan" Ucapnya. 

Ranah perempuan yang saat ini menurut pandangan masyarakat dikenal hanya di ranah domestik juga disampaikan oleh Sahabati Wahidatul Hasanah selaku Ketua KOPRI Komisariat Raden Bagus Asra STAI At Taqwa Bondowoso, dia menyampaikan bahwasanya ranah perempuan untuk saat ini bukan hanya di domestik saja,  tetapi perempuan juga bisa berperan di ranah publik. 

"Stigma yang kita kenal di masyarakat saat ini adalah kita (perempuan) hanya dianggap sebagai orang yang nantinya hanya mengurusi rumah. Maka perlu diingat kepada kalian semua agar lebih bersemangat lagi memberikan sumbangsih di masyarakat.  Hilangkan stigma yang kadang terlalu mengekang pergerakan kita,  bahkan di pemerintahan saat ini sudah disediakan 30% bagi perempuan untuk berperan di dalamnya. Jadi tidak ada alasan untuk kita tidak siap menjadi seorang pemimpin di masa depan" Tuturnya. 

Sahabat Ahmad Muzakki selaku Ketua Komisariat juga menyinggung terkait peran KOPRI yang saat ini hanya mengedepankan eksistensi atau sebatas formalitas lembaga saja,  didalam sambutannya dia menginginkan adanya tindak lanjut yang memang benar-benar  mengkader agar dapat melahirkan kader perempuan yang berjiwa militan.

"Pesan saya untuk KOPRI RBA ini betul-betul mengkader, mendidik tidak hanya sebatas wacana dan rencana saja.  Jadi apa yang menjadi ide atau keinginan kalian untuk satu periode ke depan lakukanlah sebaik mungkin,  tidak hanya sebatas wacana saja dan tidak hanya sebatas kegiatan saja, perlu pengawalan dan tindak lanjut yang lebih dioptimalkan lagi untuk regenerasi yang lebih mempunyai jiwa militansi dalam pergerakan" Tegas Ahmad Muzakki. 

Sahabat Fathorrozi selaku Ketua Cabang PMII Bondowoso juga menyampaikan dalam sambutannya agar apa yang telah disampaikan oleh Ketua Panitia sampai Ketua Komisariat tadi, dijadikan sebagai refleksi dan kemudian segera mengimplementasikan sehingga apa yang menjadi cita-cita KOPRI dapat terealisasi. 

"Tolong refleksikan betul-betul apa yang telah disampaikan oleh yabg memberi sambutan tadi,  agar hal tersebut tidak hanya menjadi keinginan saja tetapi segera terwujud atas pelaksanaan dan tindak lanjut kedepannya" Imbuhnya. 

Kemudian acara tersebut dilanjutkan dengan penampilan-penampilan dari beberapa anggota dan pengurus rayon hingga komisariat seperti puisi, musikalisasi puisi,  beatbox dan pencak silat. Dan dilanjutkan dengan pemberian hadiah bagi pemenang yang mengikuti lomba ucapan selamat untuk Harlah KOPRI yang ke-53. Yang mana Lomba tersebut diikuti oleh anggota maupun pengurus Rayon Averroes dan Avicenna.

Senin, 23 November 2020

Minimnya Perhatian Sejarah Gerbong Maut, PMII Rayon Avicenna Adakan Ngobrol Santai

      Monumen Gerbong Maut yang ada di Alun-alun kota Bondowoso itu tidak hanya sekedar bangunan saja, akan tetapi terdapat peristiwa bersejarah yang harus kita ketahui khususnya warga Bondowoso. Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mengetahui dan mengingat sejarah Gerbong Maut tersebut, Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso mengadakan Ngobrol Santai dalam rangka memperingati Hari Gerbong Maut di Paseban Alun-alun Kironggo, Bondowoso. Kamis (23/11).
    Sahabati Sofiyatul Hasanah sebagai Ketua Rayon PMII Avicenna sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan kegiatan tersebut, terutama ketua organisasi GAS (Group Apresiasi Seni) yang telah berkenan hadir sebagai pemateri. Ketua Rayon PMII Avicenna itu juga menyampaikan bahwa anak muda sekarang sangat minim yang memperhatikan sejarah Gerbong Maut. Bagi mereka, yang terpenting bisa menikmati keindahannya tanpa memikirkan bagaimana tragedi yang ada dalam peristiwa Monumen Gerbong Maut tersebut. “Diadakannya kegiatan ini adalah sebagai jembatan bagi kalian untuk mengetahui sejarah Monumen Gerbong Maut,” ungkapnya.
    Junaidi sebagai ketua GAS sangat berterima kasih kepada PMII yang telah ikut andil dalam menyemarakkan Peringatan Hari Gerbong Maut. Ia juga mengajak masyarakat khususnya mahasiswa yang tergabung dalam PMII untuk terus menjaga dan melestarikan apa pun yang menjadi sejarah, tradisi dan budaya yang ada di Bondowoso.
    Kami dari organisasi GAS siap membantu jika kalian butuh apa-apa terkait sejarah Gerbong Maut, khususnya dalam seni. Kalian bisa berkunjung ke tempat kami jika masih kurang puas dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh PMII ini,” pungkasnya.

Penulis : Muhklas ( koordinator bidang kaderisasi dan keilmuan )

Sabtu, 21 November 2020

Perdalam Materi MAPABA, Pengurus Rayon Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso melaksanakan Follow Up ke-3


       Memahami sebuah materi tidaklah cukup hanya dengan beberapa pertemuan saja, karena IQ kita tidaklah sebanding dengan BJ. Habibie yang mempunyai IQ sangat tinggi. Oleh karena itu, Pengurus Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso mengadakan Follow Up ke-3 untuk semakin mendalami materi MAPABA, Bondowoso (21/11).

    Follow Up ke-3 ini dihadiri oleh segenap anggota dan pengurus Rayon Avicenna. Bertempat di Sekretariat Rayon Avicenna, acara ini berjalan dengan sangat humoris, penuh canda dan tawa. 

    Sahabat Faqih Yahullahbi, alumni PMII Semarang asal Bondowoso sangat luwes dalam menciptakan suasana yang humoris sehingga suasana forum penuh dengan canda tawa.

    Acara ini tetap berlanjut nantinya, tidak hanya cukup sampai pertemuan kali ini. Sebab, dengan kegiatan seperti inilah, anggota maupun pengurus akan mendapatkan pengetahuan baru.

Rabu, 11 November 2020

Refleksi Perjuangan, Makam Pahlawan Kab. Bondowoso



    Pak sutarno yang kini menjadi juru kunci di Makam Pahlawan Kabupaten Bondowoso. Setiap hari beliaulah yang membersihkan dedaunan yang runtuh dari pepohonan di sekitar makam. Lelah beliau sungguh berarti menjaga sang pejuang bumi Bondowoso. Selasa, (10/11) 

    "Sudah berapa lama samean menjadi juru kunci Makam Pahlawan ini pak?" Tanyaku pada beliau yang sedang duduk di bawah pohon wringin. 

    "Saya Pindah ke bondowoso Tahun 70-an, saya lahir di Banyuwangi, pada tahun 1956. Dulu sebelum saya ke Bondowoso, Besuki menjadi tempat perantauan bersama orang tua. Alhamdulillah sudah lumayan cukup lama" Ujar pak Sutarno. 

    "Lumayan lama ya pak, apakah bapak masih mengikuti di saat para pahlawan ini berjuang di Bondowoso khususnya." Tanyaku kembali. 

    "Tidak, ketika saya di bondowoso suasana sudah damai, ramai dan damai."

    "Gimana ceritanya kok bisa bapak yang ditunjuk sebagai juru kunci makam pahlawan ini pak?" 

    "Jadi, dulu itu saya memang dicari sebagai pengganti penjaga makam ini yang sudah meninggal dunia sebelum saya. Mengapa? Karena mertua saya masih termasuk pejuang '45 (Kemerdekaan). Makamnya berada di makam yang tengah dan sebelah utara. Namanya pak Marijo beliau asli orang jogja dan istrinya orang Cilacap, jadi itu di setiap makam yang 3 tempat itu ada pembagiannya. Pembatas yang ada bacaannya' Gerbong Maut', dari bacaan itu ke selatan itu yang pernah ikut berjuang dalam peristiwa Gerbong Maut. Maka dari itu, di antara makam pahlawan gerbong maut tersebut banyak nama yang tidak dikenal. Sebab, ada yang keluarganya tidak ditemukan hingga sekarang."

    "Begitu miris ya pak, bagaimana jika di saat itu ada saya." tersentuh hati. 

    "Kemudian, dari pembatas itu ke utara itu Pejuang '45 (Kemerdekaan). Sedangkan, di samping makam mertua saya itu rata-rata masih murid beliau Pak Marijo." Jelasnya semakin membuat pikiran terbuka. 

    Perbincangan tiada henti antara saya, pak sutarjo (Juru Kunci Makam Pahlawan) dan Aliv (Teman seangkatan) di PMII. Rugi jika kita keluar dari suatu tempat yang bersejarah tanpa tau sedikit ulasan dari sejarah adanya tempat tersebut. JAS MERAH (Jangan sekali-kali melupakan sejarah). Walau cerita yang disampaikan tidak runtut namun cukup membuka ruang berpikir untuk bagaimana lebih mencari tahu lagi sejarah pahlawan yang telah gugur mendahului kita. Terutama Makam Pahlawan yang ada di kota Bondowoso. 

    "Di setiap pohon wringin ini memiliki penjaganya terkecuali 1, pohon waringin yang terletak di tengah sebelah selatan. Ketika kamu gerbong pertama dan sebelah kanan itu ada pohon waringin yang menjaga disitu perempuan. Lalu, di depan pohon waringin yang pertama itu yang menjaga seperti tuyul kecil sekitar 5 makhluk. Lalu di paling sebelah kirinya di tengah sebelah utara itu yang menjaga laki-laki dan perempuan. Kemudian, paling barat di sebelah selatan itu yang menjaga laki-laki dan penjaganya paling ganas dari penjaga pohon waringin sebelumnya. Oleh karena itu, ketika mau masuk makam pahlawan ini usahakan pamitan dulu. Karena jika tidak pasti akan terjadi hal aneh pada diri kalian. Sebab, sering terjadi jatuh tiba-tiba setelah masuk gerbang itu. Itupun belum sampai kepada paving di tengah tersebut. Oleh karena itu, makam pahlawan ini keramat tidak boleh kita sembarangan karena orang yang dimakamkan disini bukan orang sembarangan pula." Tegasnya. 

    " Betul sekali pak, tentu kita harus benar-benar menghormati dan merawat makam ini dengan sebaik mungkin. Sebab, perjuangan para beliau-beliau tidak akan pernah sirna hingga akhir hayat nanti. Kenangan jasa terus terpampang dalam sejarah peradaban perjuangan kemerdekaan."

    "Lah makanya, banyak pemuda sekarang tidak peduli dengan orang yang sudah mendahului kita. Baik Pahlawan, Bujuk-bujuk, ataupun pembabat desa-desa di Kabupaten Bondowoso."

    "Sangat benar sekali, kepedulian akan hal itu relatif sangat Sedikit sekali. Jika di persentase maka bisa di bilang hanya beberapa persen saja. Mungkin ini yang dikatakan degradasi pengetahuan sejarah. Padahal banyak hal yang bisa kita petik dari semua itu. Seperti apa yang saya bincangkan dengan bapak saat ini ya pak."

    "Iya betul sekali nak, semoga barokah dan acaramu ini menjadi bermanfaat untuk kalangan banyak." kata pak sutarjo pada saya. 

    Pak sutarjo, seorang tukang jahit sepatu. Selain beliau menjadi juru kunci, sebenarnya ada amanah yang harus beliau jalankan setiap hari. Ketika pekerjaan untuk membersihkan makam pahlawan sudah terealisasikan, sekitar jam 9 beliau harus rela mengayuh sepeda ontelnya untuk berkeliling menjadi tukang jahit sepatu keliling. 

    Sungguh luar biasa, dia lahir dari sarang sang pejuang dan kini hidupnya masih dalam Refleksi Perjuangan. Sejarah harus kita baca, sejarah harus kita abadikan. Karna arsip sejarah sangatlah penting untuk kehidupan. 

    "Satu hal lagi, di sebelah baratnya Universitas Bondowoso (UNIBO) ini ada makam kosong. Lalu di sana ada sumur yang sangat dalam, di dalam sumur itu banyak orang dibuang dalam sumur tersebut, pada masa penjajahan terdahulu. Namun, untuk saat ini saya kurang tau bagaimana keadaan sumur tersebut."

    "Astagfirullah, jadi bondowoso juga punya seperti kisah lubang buaya itu ya pak. Yang hanya cukup satu orang saja."

    "Iya, konon dulu katanya ketika ada orang mati di buang sembarangan kesana." pungkasnya. 

    Dari cerita yang disampaikan oleh Pak Sutarjo sedikit mengungkapkan bahwa saat ini kita telah berada di zona nyaman. Jauh dari kenestapaan masa yang cukup suram kala itu. Maka rawatlah bumi pertiwi ini dengan baik, rawat makam para pahlawan pejuang kemerdekaan tersebut. Sebab, masa yang mereka lewati bukan masa kemakmuran dan jauh dari keamanan. Akan tetapi, Tekad juang mereka begitu luar biasa menjadikan Indonesia. 

    Wahai para pahlawan bangsa yang telah gugur, kini bumi pertiwi ini tidak seperti dimasamu. Segala keluh, kesah dan gelisah menjadi dan bahkan pupus harapan. Sebab, para generasi Millenial yang kadang melupakan sejarah itu sendiri. Sangat miris sekali, lalu apa yang akan kita berikan sebagai penerus perjuangan? 

Bondowoso, 10 November 2020

Selasa, 10 November 2020

Ngobrol Santai Kepenulisan Makalah di Hari Pahlawan



    Memperingati Hari Pahlawan, Pengurus Rayon Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso masa khidmat 2020-2021 adakan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah dengan tema Ngobrol Santai Kepenulisan Makalah di Hari Pahlawan, Makam Pahlawan Bondowoso (10/11).

    Sahabat Kamil sebagai Ketua Panitia mengawali sambutannya dengan rasa syukur dan terima kasih atas kekompakan Pengurus dan Anggota PMII Rayon Avicenna yang telah berkenan hadir untuk mensukseskan acara Pelatihan Karya Tulis Ilmiah dan memperingati Hari Pahlawan.

    Selanjutnya, Ketua PMII Rayon Avicenna, Sahabati Sofi berpesan pada seluruh anggota agar menikmati acara Pelatihan Karya Tulis Ilmiah dan memperingati Hari Pahlawan dengan khidmat dari awal hingga akhir acara.

    "Kita harus bangga ber-PMII karena materi yang tidak dipelajari dalam kampus dipelajari di PMII. Salah satunya adalah Pelatihan Karya Tulis Ilmiah ini. Karenanya, kalian harus serius, harus khidmat dalam mengikuti kegiatan ini. Karena ini bekal untuk kalian selama menjadi mahasiswa." Tutur Sahabati Sofi dalam sambutannya.

    Kegiatan ini tidak hanya dihadiri oleh Pengurus dan Anggota PMII Rayon Avicenna saja melainkan juga dihadiri oleh Ketua Komisariat Raden Bagus Asra STAI At-Taqwa Bondowoso yang diwakili oleh Sahabat Rizal.

    "Rayon Avicenna ini keren dalam merefleksikan Hari Pahlawan. Karena di Hari Pahlawan ini Rayon Avicenna lah yang mengawali sebuah kegiatan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Pun, ini sebagai wawasan baru bagi kalian selaku anggota. Jangankan berbicara sejarah pahlawan Bondowoso, tempatnya saja pasti dari kalian ada beberapa yang baru mengetahui makam pahlawan ini. Nah, inilah kerennya ber-PMII. Maka, ikutilah kegiatan ini dengan sungguh-sungguh dan anggaplah kegiatan ini luar biasa. Sebab, sesuatu itu tergantung bagaimana kita menikmatinya." Tutur Sahabat Rizal dalam sambutannya.

    Sebelum memulai kegiatan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah, kegiatan ini diawali dengan Tahlil bersama dan tabur bunga yang diwakili oleh Ketua Rayon, Ketua Komisariat yang diwakili oleh Sahabat Rizal, Ketua Bidang 1, Ketua Bidang 2 dan Ketua Panitia.

    Pelatihan Karya Tulis Ilmiah ini diisi langsung oleh Sahabati Anisatul Jannah selaku Sekretaris II PMII Komisariat Raden Bagus Asra STAI At-Taqwa Bondowoso dengan memberikan teori serta dipraktekkan langsung oleh anggota , agar tidak hanya menjadi teori belaka. 

   Sepanjang materi, anggota didampingi oleh Pengurus agar mudah bagi anggota untuk mempraktikkan materi yang disampaikan.

    Akhirnya, semoga dengan adanya kegiatan ini bisa menambah kecintaan kita pada para pejuang-pejuang bangsa yang dengan gigih mengorbankan jiwanya untuk bumi pertiwi.

Bondowoso, 10 November 2020

Minggu, 08 November 2020

Pertahankan Tradisi Ancakan (Gunungan), Komisariat PMII Raden Bagus Asra STAI At Taqwa Adakan Maulid Nabi



Tradisi ancakan (Gunungan) merupakan kebiasaan adat orang jawa ketika ada acara besar masyarakat. Namun, saat ini tradisi tersebut hampir mulai punah bahkan jarang dilakukan karena semakin berubahnya zaman yang lebih mengarah ke modernitas. Tetapi hal teesebut tetap dilestarikan oleh Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Raden Bagus Asra Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At Taqwa dengan mengadakan Acara Maulid Nabi Muhammad Saw yang di dalamnya ada ancakan atau bisa disebut gunungan yang bertempat di Halaman Komisariatnya yang berada di Tamansari, Bondowoso (08/11/2020)

Acara tersebut mengusung tema "Masettong Niat, Ngarep Syafaat" yang artinya "Menyatukan Niat, Mengharap Syafaat". Dalam kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Pengurus Cabang (PC) PMII Bondowoso dan segenap Angkatan yang masih berada di naungan Komisariat mulai dari Angkatan 2016-2020.

Sahabat Alek selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa dengan memerintahkan seluruh angkatan mulai dari Angkatan Sabon (2016), Prasasti (2017), Gempita (2018), Airlangga (2019) dan Preman (2020) agar berpartisipasi di acara maulid dengan maksud untuk mempersolid antar Rayon dengan Komisariat.

"Keterlibatan segenap angkatan yang ikut di dalam acara ini adalah tidak lain agar semua (angkatan) mempertahankan rasa kebersamaan" Ucap Sahabat Alek selaku Ketua Panitia.

Sahabat Ahmad Muzakki selaku Ketua Komisariat menyampaikan kepada seluruh angkatan agar selalu menjaga komunikasi dan solidaritas terutama untuk angkatan 'Preman (2020)' yang pertama kali mengikuti kegiatan komisariat agar selalu aktif di setiap acara, Baik Acara Formal maupun Non Formal.

"Bagi angkatan Preman yang baru kali ini ikut kegiatan kami (Komisariat) saya berharap agar selalu aktif dalam mengikuti jalannya kaderisasi" Pesan Sahabat Ahmad Muzakki selaku Ketua Komisariat PMII Raden Bagus Asra STAI At Taqwa Bondowoso.

Setelah sambutan selesai acara tersebut di lanjutkan dengan Pembacaan Sholawat Nabi yang mana hal tersebut di pimpin oleh Grub Hadroh Lintang Songo PMII Bondowoso. Kemudian acara tersebut juga berisi Mauidhoh Hasanah yang di pimpin oleh Dr. H. Mohammad Syaeful Bahar M.Si. Dalam ceramahnya beliau menyampaikan bahwa untuk saat ini Mahasiswa yang harus menjaga tradisi keislaman yang ada dan beliau berpesan agar kita selalu merefleksikan kecerdasan dan akhlaq yang baik dari Rosulullah Saw menjadi karakter seorang Mahasiswa terutama Warga Pergerakan.

"Kecerdasan dan Akhlaq Rosulullah Saw harus kita refleksikan sebagai Warga pergerakan. Karena sejatinya PMII adalah organisasi yang akan selalu menjaga nama Nabi Muhammad Saw sebagai Rahmatan Lil 'Alamin" Tutur Beliau Dr. H. Moh. Syaeful Bahar M.Si dalam ceramahnya.

Dalam waktu bulan ini komisariat akan mengikuti dan mengadakan beberapa acara. Yang diantaranya akan mengikuti Konferensi Cabang (Konfercab) PMII Bondowoso dan acara Pelatihan Kader Dasar (PKD) ke-VI. Sementera untuk Rayon Avicenna pada tanggal 12 November 2020 akan mengadakan Pelatihan Karya Tulis Ilmiah (PKTI).

Jumat, 06 November 2020

PMII RAYON AVICENNA FOLLOW UP 1 TETAP MEMATUHI PROTOKOL KESEHATAN

MASKERMU MENJAGAKU MASKERKU MENJAGAMU

Itulah selogan akhir-akhir ini yang sering kita dengar. 
sudah lama negri ini bahkan bumi ini terserang wabah COVID'19 ini,meskipun sudah memasuki era new normal PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA "PMII" RAYON AVICENNA  melaaksanakan follow up  pertamanya dengan tetap meatuhi protokol kesehatan demi memutus rantai COVID'19
 oleh karnanya mari bersama menjaga diri  agar tetap selamat dari virus COVID 19'ini 
Ingat MASKERMU MENJAGAKU DAN MASKERKU MENJAGAMU "
Salam sehat.
SALAM PERGERAKAN.
Sabtu,7 november 2020

Kamis, 05 November 2020

Momen Suci Rabiul Awwal, Rayon Avicenna Adakan Acara Maulid Nabi dan Tasyakkuran

Bulan Rabiul Awwal merupakan bulan kelahiran sang maestro peradaban dunia yakni Nabi Muhammad Saw. Yang mana seluruh ummat sedunia terutama di Indonesia memperingati kelahiran sang baginda. Hal itu juga dibuktikan oleh Pengurus Rayon Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Avicenna Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bondowoso melaksanakan Maulid Nabi Muhammad Saw, Sekaligus Tasyakkuran di Sekretariat Rayon Avicenna yang berada di Kelurahan Dabasah, Bondowoso (05/11/2020).

Bidang 3 selaku yang memiliki hajat acara ini mengusung tema "Memetik Keteladanan Nabi Muhammad Saw Untuk Membangun Karakter Generasi Muda Islami".

Acara tersebut dihadiri oleh seluruh kader maupun anggota yang berada dibawah naungan Komisariat Raden Bagus Asra STAI At-Taqwa Bondowoso, beserta tamu undangan. Sahabati Sofiyatul Hasanah selaku Ketua Rayon Avicenna, Dalam Sambutannya menyampaikan rasa syukurnya atas adanya kantor yang baru dan meminta kepada seluruh anggota untuk memanfaatkan kantor dengan sebaik-baiknya.

"Kepada anggota maupun pengurus jangan sungkan untuk hadir kesini (Kantor Rayon), jadikan kantor rayon ini sebagai tempat/wadah kalian berproses" Ucap Ketua Rayon Avicenna Sahabati Sofiyatul Hasanah.

Abdul Jalil selaku Ketua Kifayah yang ada di kelurahan tersebut juga menyampaikan apresiasinya terhadap adanya kegiatan dan juga berharap dengan adanya organisasi PMII ini bisa membawa manfaat terhadap lingkungan masyarakat sekitarnya.

"Jangan segan-segan kepada kalian apabila mau melaksanakan kegiatan keagamaan atau kemahasiswaan, semoga dengan adanya kalian disini juga bisa membawa dampak positif kepada masyarakat" Jelas Ketua Kifayah 

Selesai sambutan acara tersebut dilanjutkan dengan pembacaan Sholawat Nabi yang dipimpin oleh Grub Hadroh Lintang Songo  PMII Bondowoso. Kemudian dilanjut dengan Mauidhoh Hasanah yang di pimpin oleh Sahabat Faqih Yahullahbi. 

Dalam mauidhohnya beliau menyampaikan betapa pentingnya kita sebagai generasi muda meneladani sifat-sifat kerosulan yang ada pada Nabi Muhammad Saw. Yang salah satunya adalah sifat Fathonah yang ada pada kepribadian Rosulullah Saw.

" Sebagai generasi muda kita harus bisa mengambil teladan dari sifat Kanjeng Nabi yang salah satunya adalah Fathonah atau cerdas, artinya kita harus mampu mengolah segala pemikiran-pemikiran menjadi sebuah teori, kemuadian teori itu diterapkan sehingga  bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar kita". Terang Sahabat Faqih Yahullahbi S. Pd dalam Ceramahnya.

Untuk beberapa hari kedepan Rayon Avicenna juga akan ikut berpartisipasi dalam acara Maulid Nabi Muhammad Saw yang akan diadakan oleh  Pengurus Komisariat PMII Raden Bagus Asra STAI AT-Taqwa Bondowoso.

Senin, 02 November 2020

Dapati Kontraan Baru Rayon Avicenna Adakan Tahlil Bersama

Memiliki tempat untuk dijadikan kesekretariatan dalam organisasi sangatlah penting. Sebab, hal itu menjadi wadah untuk menyimpan berkas-berkas administrasi organisasi maupun lainnya.

Pengurus Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso masa khidmat 2020-2021 sejak beberapa hari yang lalu mendapati sebuah kontraan untuk dijadikan kesekretariatan selama satu periode kedepan. Sebelum ditempati Pengurus dan anggota Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso masa khidmat 2020-2021 mengadakan Tahlil Bersama. Senin (02/11).

Kegiatan tersebut sangat perlu untuk dilakukan. Sebab, sebagaimana kebiasaan orang-orang pedesaan sebelum menempati suatu tempat mereka bertawassul terlebih dahulu kepada leluhur yang membabat tempat tersebut. Karenanya, Pengurus Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso masa khidmat 2020-2021 tetap melestarikan adat istiadat yang mendarah daging dimasyarakat.

Hal tersebut sebagaimana apa yang diungkapkan oleh Sahabat Angga, selaku Ketua 3 Bidang Keagamaan. Ia mengungkapan, "Tahlil ini kita hadiahi untuk leluhur yang telah membabat tanah ini. Ibaratkan kita ini seperti tamu. Ketika mau memasuki suatu tempat maka pamit terlebih dahulu. Karenanya, kita mengadakan Tahlil Bersama ini. Nah, dengan Tahlil Bersama ini semoga menjadi awal baik untuk kedepannya dan selama berada disini tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."

Kegiatan Tahlil Bersama ini diawali dengan pembacaan Surat Yasin yang dilanjutkan dengan Tahlil Bersama oleh sahabat Kosim selaku Koordinator Biro Dakwah.

Selanjutnya Sahabati Sofi selaku Ketua Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso masa khidmat 2020-2021 memberikan keterangan bahwa kegiatan ini bukan tasyakuran, melainkan semata berpamitan untuk menempati tempat tersebut.

"Tahlil ini bukan acara tasyakuran hanya saja kita berpamitan pada leluhur yang telah membabat tanah ini. Tasyakuran nanti akan kami laksanakan dalam waktu dekat ini." Ucap sahabati Sofi selaku Ketua Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso masa khidmat 2020-2021 saat diwawancara.

Bondowoso, 2 November 2020

Minggu, 01 November 2020

Pelantikan dan Rapat Kerja Dalam Rangka Revitalisasi Solidaritas Kepengurusan Rayon Avicenna


Dalam Rangka Pelantikan dan Rapat Kerja, Rayon Avicenna Upayakan Revitalisasi Solidaritas Kepengurusan

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)  Rayon Avicenna secara resmi telah sah menjadi Pengurus Rayon masa Khidmat 2020-2021. "Revitalisasi Solidaritas Kepengurusan Menuju Kejayaan Rayon Avicenna" menjadi tema dalam Pelantikan dan Rapat Kerja. Pelantikan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Cabang PMII Bondowoso, Sahabat Fathorrazi. Acara tersebut bertempat di Aula Graha NU Kotakulon, Bondowoso (01/11/2020).

Acara tersebut dihadiri oleh PC PMII Bondowoso, PK PMII Raden Bagus Asra STAI At Taqwa, PR PMII Averroes serta segenap Kader PMII se-Bondowoso. Sahabat Muhyidin selaku ketua panitia dalam sambutannya menyampaikan bahwa revitalisasi tersebut adalah bagaimana rayon menghidupkan kembali kesolidan antar pengurus dalam mengkader anggotanya dengan se-efektif mungkin.

"Jika kita hanya bekerja beberapa orang saja dalam mengkader anggota, maka tidak akan efektif dan efisien kaderisasi kita" Ucap Sahabat Muhyidin selaku Ketua Panitia.

Ketua Rayon Avicenna, Sahabati Sofiyatul Hasanah juga menyampaikan kepada seluruh pengurus yang telah dilantik bahwasanya nanti ketika menjadi pengurus harus bersungguh-sungguh dan serius dalam mengkader anggota angkatan tahun 2020.

"Anggota kita saat ini sebanyak 76 orang, ini tidak sedikit bukan main untuk kita kawal dan ayomi. Jadi kita harus bekerja sama dan sama-sama dalam bekerja." Jelas Ketua Rayon Avicenna.

Berbicara tentang pengkaderan, Ketua Komisariat Raden Bagus Asra STAI At Taqwa Bondowoso, Sahabat Ahmad Muzakki juga menginginkan bahwa kader Avicenna angkatan 2020 baik secara kuantitas maupun kualitas harus lebih baik dari angkatan 2019 dan sebelumnya.

"Untuk masalah pengkawalan dan pengayoman kami selaku pengurus komisariat juga akan ikut mengkawal. Artinya jangan segan-segan untuk bertanya kepada pihak komisariat jika ada kesulitan-kesulitan. Kita harus saling bekerjasama dalam membangun Rayon Avicenna lebih jaya untuk kedepannya". Terang Sahabat Ahmad Muzakki selaku Ketua Komisariat STAI At Taqwa Bondowoso.

Selesai acara pelantikan tersebut Pengurus Rayon Avicenna yang telah dilantik, melanjutkan kegiatannya dengan mengadakan Rapat Kerja yang mana nantinya akan menghasilkan program-program kerja yang akan digunakan selama satu periode kepengurusan.

Penulis : Imron Rasyidi (Tim Media Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa Bondowoso)

Jadi Wali Sebab Istri Cerewet

Ziaroh ke makam-makam waliyullah sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat bawah—pedesaan. Kepergiannya dengan tujuan ziaroh semata mengharap barokah dari leluhur-leluhur yang telah lebih dahulu meninggalkan dunia yang fana ini. Perjuangan-perjuangannya dalam mensyiarkan agama Islam tidak boleh kita lenyapkan. Harus dilestraikan tradisi ngalap barokah ini.
Di tanah Madura, sangat banyak pejuang-pejuang Islam yang gigih mensyiarkan agama Allah SWT—Islam. Salah satunya adalah KH. Muhtadi Lazem Hanafi Kembang Kuning-Pamekasan-Madura. Beliau adalah pelopor Islam di daerah Kembang Kuning. 
Konon ceritanya, Kembang Kuning adalah tanah kelahiran KHR. Syamsul Arifin (ayahanda KHR. As'ad Syamsul Arifin) dan KH. Abdul Lathif. Dan, KH. Abdul Lathif inilah yang mempunyai cucu bernama KH. Muhtadi Lazem Hanafi.
Peziarah dari daerah manapun ketika berziarah ke wali lima atau bahkan wali sembilan pasti mampir atau setidaknya menginap di Kembang Kuning ini. Semalam aku menginap di Kembang Kuning dan paginya sowan pada K. Mamang Jufri, penerus Pondok Pesantren Kembang Kuning.
Beliau masih muda dan baru menikah di tahun 2019 kemarin. Sowan rombongan kepada beliau memancarkan suasana ceria, penuh canda tawa. Terlihat humoris sekali sikap beliau terhadap semua tamu-tamunya.
"Saya sebenarnya tidak siap untuk meneruskan perjuangan Ummi saya. Karena saya masih muda, butuh akan jalan-jalan kemana-mana." Tuturnya sambil tertawa renyah ketika menemui tamu rombongan.
Beliau melanjutkan setelah banyak bercerita tentang dirinya yang sedang asik-asiknya menimba ilmu di Mekah kemudian diperintahkan pulang oleh Ummi-nya. Setelah pulang beliau ditawari untuk menikah dengan siapapun sesuai pilihan yang disediakan oleh Ummi-nya sendiri.
Tuturnya, "Ketika saya pulang, saya ditunjuki 19 foto perawan. Saya disuruh memilih oleh Ummi namun saya bilang pada beliau "Sampun Ummi, saya masih belum siap untuk menikah." Bayangkan, 19 foto perawan yang cantik-cantik disuguhkan oleh Ummi pada saya. Tapi, saya tidak berkenan. Bukan menolak, ya. Hanya belum siap. Hehehe." Tawanya renyah sekali. 
Para tamu menimpali dengan tawa terkekeh-kekeh. Sambil bercerita beliau menghaturkan para tamunya untuk mengepulkan asap rokoknya agar suasana terlihat santai tidak ada kecanggungan sama sekali. Selanjutnya, beliau bercerita tentang waliyullah yang diangkat menjadi wali karena istrinya yang crempek (cerewet).
"Ada salah satu waliyullah yang beliau diangkat menjadi wali karena istrinya yang crempek. Kalau saya mengatakan crempek. Crempek ini semacam cerewet selalu memarahi suaminya. Namanya adalah Abdurrahman bin Jabal. Beliau mempunyai istri yang crempek, tiap hari penuh dengan marah-marah istrinya. Namun, hebatnya Abdurrahman bin Jabal ini ketika istrinya marah-marah beliau menghadapinya dengan sabar, tidak pernah mengeluh sama sekali. Coba bapak-bapak sekalian ini, apa bisa seperti Abdurrahman bin Jabal ini ?." Tuturnya dengan ketawanya yang sangat renyah, humoris sekali pembawaan beliau dalam melayani tamunya.
"Kalau saya, Pak. Saya manusia biasa tidak mampu menahan emosi kalau istri marah-marah, Pak. Apalagi marahnya tidak jelas. Hahaha. Tidak tahu kalau bapak-bapak sekalian ini." Ia kembali tertawa.
"Sama saja, Kiyai." Jawab para tamu dengan khas tawanya masing-masing.
"Suatu ketika Abdurrahman bin Jabal yang dengan sabar menghadapi istrinya yang crempek ini mengasingkan diri hendak mendekatkan dirinya dengan Allah SWT, Pak. Ia pergi ke hutan diatas rumahnya, jaraknya sekitar 5 km dari rumahnya. Istrinya mengijinkan. Kemudian beliau berangkat setelah sampai di hutan beliau masuk ke dalam salah satu goa. Awalnya tidak ada orang sama sekali, setelah beberapa lama duduk bersila sambil berdzikir pada Allah SWT kemudian datang 3 orang. Beliau tidak mengenali mereka." K. Mamang Jufri memotong cerita ketika melihat rombongan lain datang. Beliau mempersilahkan rombongan itu duduk di serambi masjid.
Kemudian beliau melanjutkan, "Sudah sampai mana tadi ceritanya ?. Saya pelupa walau sebenarnya masih muda." Tawanya kembali terdengar renyah namun kali ini tawanya sedikit lantang. Para rombongan hanya menimpalinya dengan tertawa pula.
Beliau diam sejenak mengingat kembali sudah sampai manakah cerita yang ia sampaikan. Sambil menunggu beliau bercerita kembali, ku teringat pada salah satu seorang filsuf Yunani abad pertengahan. Namanya Imanuel Kant. Kant pernah berkata, "Apapun yang kita alami akan tersimpan di alam bawah sadar. Maka, fokuskan pikiranmu pada alam bawah sadar ketika kau lupa dengan apa yang telah kau alami." Kira-kira begitu apa yang dikatakan Imanuel Kant. Aku yakin seyakin-yakinnya kalau beliau K. Mamang Jufri sedang memusatkan pikirannya pada alam bawah sadarnya untuk mengingat isi pembicaraannya tadi yang terpotong.
"Yang 3 orang tadi itu menyapa Abdurrahman bin Jabal ketika melihat ada seseorang di dalam goa tempat mereka mendekatkan diri pada Allah SWT." Cetus beliau setelah ingat pada potongan ceritanya tadi.
"Assalamu'alaikum. Sapa 3 orang tadi.” Beliau melanjutkan ceritanya.
"Abdurrahman bin Jabal kaget, Pak, karena ternyata ada seseorang di dalam goa itu. Kemudian ia menjawab salam mereka. Abdurrahman bin Jabal tidak berbicara apa-apa hanya menjawab salam mereka. Apalagi Abdurrahman bin Jabal tidak mengenali mereka, beliau hanya ingin mendekatkan diri dengan Allah SWT di goa itu."
"Ngapain kamu disini ?. Telusur 3 orang tadi itu, Pak.” K. Mamang Jufri terus melanjutkan sambil mengusap-usap kakinya.
"Abdurrahman bin Jabal ini menjawab, Pak. “Mohon maaf, saya numpang tempat disini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.” Katanya."
"Ok, boleh-boleh saja. Tapi, ada syaratnya."
“Abdurrahman bin Jabal kaget karena diajukan syarat, Pak. Ia kaget karena tidak membawa apa-apa dari rumahnya. Jangankan harta, bahan makanan pun beliau tidak membawanya. Sebab tujuannya hanya ingin mendekatkan diri pada Allah SWT, Pak.”
"Kata si 3 orang tadi itu, Pak. “Syaratnya, kalau kamu mau makan harus cari sendiri. Sekarang di goa ini ada 4 orang. Agar mudah kita gantian mencari makan kemudian makan bersama. Dan kamu, bagian kamu setelah kami selesai gantian mencari makan. Artinya, tugas kamu hari ke-4 untuk mencari makan.” Buh, khawatir betul Abdurrahman bin Jabal ini, Pak. Mau ambil dirumahnya kejauhan, Pak, apalagi takut dimarahi istrinya yang crempek ini, Pak.” K. Mamang Jufri kembali tertawa terbahak-bahak.
"Dengan mantapnya, Pak. Abdurrahman bin Jabal ini menjawab, “Ok, saya sepakat.” Katanya, Pak. Padahal beliau kebingungan bagaimana cara mendapatkan makanan, Pak."
K. Mamang Jufri berhenti sejenak, memperbaiki posisi duduknya. Kemudian melanjutkan, "Sebenarnya Abdurrahman bin Jabal bingung, Pak. Coba saja bayangkan ! Di tengah hutan jauh dari rumah mau dapat darimana makan ? Mau dapat dari mana nasi ?." K. Mamang Jufri kembali tertawa.
"Singkat cerita, Abdurrahman bin Jabal masih kebingungan untuk mencari makan, Pak. Ia tidak tahu harus dengan cara apa bisa dapat makanan. Akhirnya, beliau membuntuti salah seorang dari 3 orang tadi yang hari itu bertugas mencari makanan. Abdurrahman bin Jabal sembunyi di belakang si fulan itu. Si fulan bertawassul kemudian berdo'a pada Allah SWT. Setelah berdo'a tiba-tiba makanan jatuh dari atas, Pak. Abdurrahman bin Jabal kaget sambil bergumam 'Hebat juga orang ini.' Akhirnya, mereka kumpul dan makan bersama."
"Esok harinya, Pak. Abdurrahman bin Jabal pun kembali membuntuti salah seorang dari mereka. Seperti halnya kemarin, Abdurrahman bin Jabal dikagetkan kembali dengan kejadian makanan tiba-tiba jatuh dari atas. Tidak henti-hentinya Abdurrahman bin Jabal menggumam, Pak. 'Hebat-hebat orang ini.' Selanjutnya, hari ke-2 sama mereka makan bersama kembali. Esok harinya lagi, Pak. Lagi-lagi Abdurrahman bin Jabal menemukan sesuatu yang aneh pada orang-orang itu. Bagaimana mungkin makanan tiba-tiba jatuh dari atas, Pak, hanya karena tawassul fatihah ?." Tawa K. Mamang Jufri lagi-lagi renyah.
"Tidak masuk akal, Kiyai." Jawab salah satu rombongan.
"Tapi itu mungkin untuk dilakukan dan terjadi, Pak. Hehehe. Nah, selanjutnya giliran Abdurrahman bin Jabal yang bertugas mencari makan, Pak. Beliau tidak mau ambil pusing lagi, beliau akhirnya menirukan cara-cara 3 orang itu, Pak. Setelah bertawassul, Abdurrahman bin Jabal berdo'a, "Ya Allah, aku bertawassul pada orang yang mereka tawassulkan. Berkat ridho-Mu dan barokah dari orang yang mereka tawassulkan aku mengharap makanan yang lebih banyak dari mereka, Ya Allah." Setelah selesai berdo'a, Abdurrahman bin Jabal kaget karena jatuhnya banyak makanan dari atas. Beliau tidak percaya kalau beliau bisa seperti mereka, Pak." Lanjut K. Mamang Jufri sambil menyeruput kopinya.
"Samar-samar 3 orang yang ada di goa itu terbelalak melihat makanan yang begitu banyak, Pak. Mereka penasaran, kepada siapakah Abdurrahman bin Jabal ini bertawassul ? sampai-sampai mendapat makanan yang lebih banyak dari mereka. Setelah makan bersama, mereka tidak mampu menahan rasa penasarannya. Akhirnya, mereka pun bertanya, Pak. "Kamu bertawassul pada siapa sampai mendapat makanan yang begitu banyak ?." Kata 3 orang itu, Pak." K. Mamang Jufri kembali menyeruput kopinya kemudian mempersilahkan tamunya mengepulkan asap rokoknya.
"Saya tidak akan memberitahu sebelum kalian memberitahu terlebih dahulu. Karena ini rahasia. Jawab Abdurrahman bin Jabal dengan simplenya, Pak.”
“Mereka akhirnya terus terang, Pak. “Kami bertawassul pada Abdurrahman bin Jabal. Seorang waliyullah yang diangkat derajatnya menjadi wali karena sabar dan tabah menghadapi istrinya yang crempek.” Nah, bapak-bapak makanya kalau punya istri yang crempek atau cerewet yang sabar, ya. Barangkali nanti bapak-bapak diangkat menjadi wali pula.” K. Mamang Jufri tertawa keras sekali.
"Karena tahu, Pak, yang dikirimi tawassul adalah dirinya. Abdurrahman berkata, “Loh, saya Abdurrahman bin Jabal. Demi Allah, saya Abdurrahman bin Jabal.” Mereka bertiga tidak percaya awalnya, Pak. Tapi, setelah mengatakan sumpah akhirnya mereka percaya bahwa yang ada dihadapan mereka itu adalah Abdurrahman bin Jabal, Pak.”
Para rombongan hanya tertawa terkekeh-kekeh karena mendengar cerita itu. K. Mamang Jufri pun ikut tertawa karena orang yang mereka tawassulkan bersama mereka.
"Singkat cerita, Pak. Abdurrahman bin Jabal akhirnya pulang karena tahu dari mereka kalau beliau diangkat menjadi waliyullah. Setelah pulang, Pak. Istrinya menunggu di ambang pintu. Abdurrahman bin Jabal yang tahu menjadi wali karena istrinya, Pak, semakin lemah lembut pada istrinya."
"Istrinya menyapa, Pak, setelah melihat suaminya pulang. "Assalamu'alaikum." Abdurrahman bin Jabal menjawabnya sangat lembut tidak seperti biasanya, Pak. "Wa'alaikum salam." Katanya sambil tersenyum-senyum sendiri, Pak."
"Istrinya ini langsung bertanya, Pak. “Sudah tahu, Mas, kalau kamu diangkat menjadi waliyullah ?." Abdurrahman bin Jabal kaget, Pak. Bagaimana mungkin dia tahu kalau Abdurrahman bin Jabal diangkat menjadi waliyullah ? Ternyata eh ternyata, Pak. Istrinya juga waliyullah, ia menguji kesabaran dan ketabahan Abdurrahman bin Jabal dengan sikapnya yang crempek atau cerewet itu, Pak. Hahaha.”
"Makanya, bapak-bapak sekalian nanti kalau istrinya marah-marah hadapi dengan sabar dan tabah. Diam jangan membangkang, Pak. Barangkali nanti diangkat menjadi waliyullah pula oleh Allah SWT." Tutur K. Mamang Jufri sambil tertawa mengakhiri cerita.
Tak lama kemudian, aku beserta rombongan pamit akan melanjutkan rute perjalanan ke Talangoh-Sumenep-Madura makam Sayyid Yusuf.

Talangoh-Sumenep-Madura, 8 September 2020

Penulis : Mukhlas Pengurus Rayon PMII Avicenna STAI At-Taqwa

Pentingnya Tri Fungsi NDP dalam berorganisasi PMII RBA STAI At-taqwa gelar kegiatan SARANG Avicenna ke-09.

  NDP yang berfungsi sebagai Kerangka Refleksi, Aksi dan Ideologis, merupakan Sublimasi nilai keislaman dan keindonesiaan. Sebagaimana ideol...