Saat ini generasi muda penerus bangsa mulai tidak gemar dalam hal membaca. Seperti yang dikemukakan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), bahwa Indonesia berada di urutan ke 2 terendah di dunia tentang literasi. Minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Padahal membaca merupakan sarana mengembangkan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan data Content Management System (CSM), perbandingan jumlah buku yang dibaca di 13 negara teramasuk Indonesia , di Amerika Serikat jumlah buku yang wajib dibaca sebanyak 32 judul buku, Belanda 30 buku, Prancis 30 buku, Jepang 22 buku, Swiss 15 buku, Kanada 13 buku, Rusia 12 buku, Brunai 7 buku, Singapura 6 buku, Thailand 5 buku, dan Indonesia 0 buku.
Di antara penyebab orang Indonesia malas membaca buku adalah karena mereka lebih suka menyibukkan diri dengan gadge mereka. Walaupun muatan di dalam gadge mereka merupaka hal-hal yang tidak begitu penting dan berguna untuk pengembangan IQ mereka, bahkan malah akan merusak pola pikir mereka jika yang mereka baca dan mereka tonton adalah tontonan yang yang bersifat negatif.
Di era digital yang sangat pesat seperti saat ini, memanfaatkan gawai untuk hiburan. Membaca atau melihat hal hal yang baik dan berguna untuk memupuk kecerdasan dan wawasan kita tentu sangat dibutuhkan. Namun pada faktanya membaca buku masih menjadi pilihan yang sangat obyektif untuk menjadi bahan nutrisi otak kita. Maka yang benar adalah tetap memakai gawai, tetapi juga harus tetap rajin membaca buku, walaupun satu hari satu halaman.
Kurangnya membaca dapat berdampak negatif pada skill IQ kita, karena dengan membacalah kita dapat mengetahui berbagai informasi dan meningkatkan pengetahuan seluas luasnya. Dengan membaca kita tidak hanya tahu satu halaman saja, tetapi banyak halaman-halaman dunia yang bisa kita ketahui. Itulah mengapa budaya membaca perlu diterapkan dalam diri kita.
Budaya membaca harus dibiasakan sedikit demi sedikit, agar nantinya kita bisa terbiasa sehingga nantinya kita akan merasa tidak enak kalau tidak membaca. Perlu kita sadari bahwa dari kecil guru dan orang tua kita susah payah mendidik kita agar bisa membaca, huruf perhuruf, kata perkata dengam telaten mereka mengajari kita. Setelah kita tau membaca malah kita malas untuk gemar membaca.
Harusnya kita bersyukur sudah bisa membaca, karna sering kita jumpai di sekitar kita, masih banyak orang yang tidak bisa membaca. Ada yang karena tidak disekolahkan karena dari keluarga tidak mampu, ada juga yang karena sudah lanjut usia. Sehingga mereka sangat mudah untuk dibohongi oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.
Pantas saja, jika dulu Guru kita mengatakan bahwa "Membaca adalah jendela dunia". Karena dengan membacalah kita bisa tau banyak hal di dunia ini. Banyak dari kita mempunyai cita-cita tinggi tapi malas membaca, padahal kebanyakan orang-orang yang sukses di luar sana adalah mereka yang gemar membaca. Malas membaca adalah suatu penyakit yang dapat merusak masa depan diri dan bangsa kita, sebab jika kita malas membaca maka kita akan bodoh dan masa depan bangsa yang ada di pundak kita akan ketinggalan zaman. Terus bagaimana jika generasi muda yang akan memimpin masa depan bangsa adalah orang yang bodoh?, jangan sampai hal itu terjadi.
Apakah kita masih tidak mau menanamkan rasa ingin tahu lewat membaca, sedangkan Indonesia masih berada di urutan terendah no 2 paling malas membaca buku. Apakah kita sebagai penerus bangsa hanya mau diam tanpa melakukan perubahan apa apa, sedangkan masa depan bangsa dan negara ada di tangan kita? Sudahkah kita membaca buku hari ini?
Jika budaya malas membaca sudah mendarah daging pada diri kita, maka budaya itu akan terus ditradisikan juga ke anak cucu dan penerus kita kelak. Apakah kita mau begitu?
Ayo semangat membaca mulai sekarang, jangan sampai kita menyesal di kemudian hari. Sebagaimana Tuhan secara eksplisit memerintahkan kita untuk gemar membaca, sebagaimana firmannya dalam Al-Qur'an "Iqro'" yang artinya "Bacalah" kata Tuhan. Surat Al Alaq adalah surat pertama yang diturunkan Allah pada nabi. Itu bukti nyata bahwa perintah pertamanya kepada kita adalah MEMBACA.
Membacalah agar engkau mengenal dunia, dan menulislah jika engkau ingin dikenal oleh dunia. Ilmu ibaratkan buruan, maka untuk mengikatnya, ikatlah dengan tulisan.
Salam Literasi, Salam Pergerakan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar