Sebelum datangnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw atau bisa disebut zaman kegelapan (Jahiliyah), Kala itu banyak bayi perempuan yang baru lahir dikubur hidup-hidup dengan alasan karena perempuan dianggap orang yang lemah, orang yang tidak bisa diandalkan kekuatannya karena tidak bisa berperang, sehingga dengan lahirnya seorang perempuan hanya dianggap sebagai hal yang sial bagi keluarganya.
Kemudian Nabi Muhammad Saw datang dengan membawa ajaran Islam yang mana ajarannya mempunyai tujuan untuk memanusiakan manusia terlebih memanusiakan seorang perempuan. Hal tersebut selaras dengan yang disampaikan oleh Hj. Siti Ruqayyah Ma'shum S. Pd. I, M. Pd dalam Seminar Keputrian yang diadakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Avicenna dalam rangka memperingati Hari Ibu di Graha Pergerakan Poncogati, Bondowoso (22/12/2020).
"Islam datang mengubah tradisi yang tidak menghormati perempuan, sehingga tidak ada lagi perbudakan. Seandainya Islam tidak dibawa oleh Rosulullah maka regenerasi tidak akan pernah ada, dan PMII tidak akan pernah ada serta Laki-laki tidak akan pernah lahir dari rahim seorang perempuan" Tuturnya.
Beliau juga menjelaskan bahwasanya di dalam Al Qur'an antara laki-laki dan perempuan itu sama-sama mempunyai ruang untuk berperan, baik dalam ranah domestik maupun publik.
"Seharusnya saat ini sudah tidak ada lagi yang namanya saling membela soal siapa yang laki-laki dan perempuan. Antara laki-laki dan perempuan harus menjadi mitra dalam membangun bangsa, negara serta agama dengan melahirkan dan mendidik putera bangsa yang berkualitas." Jelasnya.
Sahabat Saiful Khoir selaku Mandataris Ketua Cabang PMII Bondowoso saat ini, juga menjelaskan bahwasanya kader PMII senantiasa juga perlu edukasi parenting agar Korp PMII Putri (KOPRI) mampu menjadi pendidik generasi bangsa yang berintelektual dan bermoral.
"Selain edukasi parenting tersebut, harus juga disesuaikan dengan situasi saat ini. Dengan pengaruh percepatan teknologi, jangan sampai kita terkontaminasi oleh hal atau info yang negatif. Sehingga nantinya kita mampu menjadi Ibu yang pandai dalam mendidik anak tanpa ketergantungan teknologi secara berlebihan" Ujarnya.
Hal tersebut juga didukung oleh Ketua KOPRI Komisariat RBA STAI At Taqwa Bondowoso, Sahabati Wahidatul Hasanah bahwa perempuan merupakan orang yang sangat diistimewakan dalam Agama, tugas perempuan yang harus dilaksanakan bagaimana untuk mewujudkannya.
"Apa yang dilakukan sekarang itulah cerminanmu di masa depan. Maka saat ini untuk kalian bergeraklah, segeralah melangkah untuk mewujudkan itu semua" Paparnya.
Hal diatas senada dengan tema yang diusung dalam Acara Hari Ibu tersebut, yang mana temanya berbunyi "How To Be a Good Muslimah For Prepare To Be a Good Mother" yang artinya bagaimana caranya untuk menjadi Muslimah yang baik untuk menyiapkan seorang ibu yang baik".
"Kader KOPRI yang nantinya akan menjadi seorang ibu, senantiasa tidak hanya mendidik dengan mengandalkan intelektualnya saja, maka juga penting seorang ibu muslimah yang baik dapat mendidik anaknya dengan dilandasi nilai-nilai keislaman" Jelas Sahabati Khodijah selaku Ketua Panitia.
Untuk kegiatan selanjutnya, dalam bulan ini Rayon Avicenna akan mengadakan acara Travelling Spiritual yang mana kegiatannya akan mengajak segenap anggota berkunjung ke salah satu Pondok Pesantren yang ada di Bondowoso yang rentetan acaranya akan belajar tentang Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja) sekaligus ziarah kepada leluhur pendiri Pondok Pesantren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar