Harapan Terbesar Seorang Anak dan Orang Tua
Di sebuah Desa, terdapat sebuah keluarga yang berisi Ayah, Ibu dan satu orang anak yang bernama Ani, mereka tinggal di sebuah rumah yang sederhana sekali, saat ini Ani sedang menempuh S1 di perguruan tinggi. Ani bisa di bilang murid yang biasa biasa saja tidak terlalu pintar, Ani berkuliah tidak di bantu oleh beasiswa, Ani bisa masuk pada perguruan tinggi berkat kegigihan dia sendiri dan tahun depan dia berencana akan mengikuti beasiswa yang ada di universitasnya, dengan begitu dia akan mengurangi beban orang tuanya. Kadang Ani berfikir, kenapa dia tidak ditakdirkan menjadi anak yang cerdas dan pintar seperti yang lainnya, tetapi Ani sadar dia harus mensyukuri nikmat yang Allah berikan, dia bersyukur karena sekarang masih diberikan kesehatan serta masih bisa berkumpul dengan orang tua yang lengkap, baginya kedua orang tuanya adalah penyemangatnya sekarang, Ani rela jika harus merelakan masa mudanya demi orang tuanya. Orang tua Ani selalu berkata, dia harus menghabiskan masa mudanya seperti yang lain karena masa muda tidak bisa di ulang kembali. Di sisi lain Ani sangat ingin menuruti apa yang di katakan oleh orang tuanya, dimana sepulang sekolah menghabiskan waktu untuk pergi hangout dengan teman temannya, tetapi Ani sadar bukan saatnya sekarang mementingkan kesenangan dirinya, ada orang tua yang harus Ani banggakan dan bahagiakan, dia ingin mengangkat derajat orang tuanya agar tidak dihina karena keluarganya miskin, dia juga berharap orang tuanya yang sudah berumur berhenti bekerja, biar dia saja yang bekerja dan menghidupi kedua orang tuanya dengan kerja kerasnya sendiri, meskipun dari segi ekonomi mereka masih kurang, tetapi mereka mampu menyekolahkan Ani sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Ayah Ani bekerja di pantai dengan mencari kerang yang nantinya akan di jual kepada pengepul kerang, sedangkan Ibu Ani bekerja sebagai penjual kue, orang tua Ani bekerja dengan sangat keras, mereka akan melakukan apa saja agar Ani bahagia dan tentunya mendoakan Ani agar nanti bisa sukses. Mereka terus berharap agar kelak Ani menjadi anak yang hebat dan pekerjaan Ani jauh lebih baik dari pada mereka, agar Ani tidak mengalami kesusahan lagi dalam masalah ekonomi .
Suatu ketika, mereka sedang mengalami kritis ekonomi, karena penjualan yang biasanya mereka jual kepada pengepul mengalami penurunan dan mengakibatkan kerugian. Ani sangat sedih ketika mengetahui bahwa ayahnya sedang mengalami kerugian, padahal Ani ingin memberi kabar bahwa uang kuliah Ani harus segera di bayar sebelum batas pelunasan, Ani pun menjadi bingung, hingga akhirnya Ani memutuskan untuk berbicara dengan orang tuanya untuk mencari jalan keluar.
Di depan rumah Ani.
"Ayah". Ucap Ani sambil duduk di samping ayahnya dan meletakkan kopi yang di buatnya tadi.
"Iya nak". Ucap ayah sambil meminum kopinya.
"Ani ingin berbicara tentang masalah kampus". Ucap Ani takut, di sisi lain Ani ragu untuk berbicara masalah ini kepada ayahnya.
"Bilang saja nak tidak usah merasa takut seperti itu, memangnya kenapa nak dengan kampusmu ?". Tanya ayah penuh tanya kepada Ani.
"Begini ayah, kemarin pihak kampus bilang bahwasanya kita harus segera melunasi uang kuliahnya untuk persiapan ujian kuliah nanti, dan kemarin Ani dengar bahwa penjualan ayah sekarang sedang mengalami kerugian. Jadi, bagaimana ayah bisa mendapatkan uang dalam waktu singkat untuk membayar uang kuliah Ani". Jawab Ani menjelaskan.
"Jadi begitu ceritanya, kamu tidak perlu khawatir nak ayah akan usahakan mencari uang secepatnya untuk membayar uang kuliah kamu". Jawab ayah sambil berusaha menenangkan Ani.
" Emm, iya ayah. Apa Ani bekerja paruh waktu saja ayah agar bisa mengurangi beban ayah?". Usul Ani kepada ayahnya.
"Tidak perlu nak biar ayah saja yang bekerja kamu cukup belajar dengan rajin, ayah akan berusaha agar cepat mendapatkan uang Insyaallah nanti segala niat baik kita dalam berusaha akan di lancarkan oleh Allah SWT. Kamu berdoa saja agar ayah bisa secepatnya membayar uang kuliah kamu". Jawab ayah sambil tersenyum kepada putrinya.
Tanpa mereka sadari ibu Ani dari tadi mendengar percakapan mereka tanpa basa basi lagi ibu Ani langsung saja menanggapi pertanyaan ayah tersebut.
"betul nak, apa yang di katakan oleh ayah kamu, sebaiknya kamu belajar yang giat, masalah uang pasti nanti juga ada nak, sekarang kamu berdoa semoga harga kerang cepat kembali normal. Kamu jangan khawatir kita masih bisa cari uangnya dari jualan kue nak, akhir akhir ini kue ibu laris nak tidak seperti biasanya. Ibu harap semoga penjualannya bertambah setiap harinya. Kita sekarang ini hanya bisa berdoa kepada Allah SWT agar semuanya di lancarkan, rezeki itu sudah di atur oleh Allah, mungkin saat ini Allah sedang menguji kita nak dan itu tandanya Allah menyayangi kita, yang kita harus lakukan sekarang adalah sabar nak semua pasti ada jalan". Balas ibu sambil tersenyum kepada Ani.
"Baik ayah Ibu, Ani juga akan berusaha menyempatkan waktu Ani untuk membantu ibu untuk berjualan kue atau bisa saja Ani bawa kue nya ke kuliah kan lumayan bu". Jawab Ani mantap sambil tersenyum senang kepada ibu dan ayahnya.
"Baiklah kalau itu mau kamu, boleh saja kamu membantu ibumu asalkan kamu jangan melupakan kuliah kamu dan jangan lupa kamu juga harus belajar, sebentar lagi kamu sudah ujian dan nanti jika kamu lelah kamu istirahat saja jangan di paksakan, Mengerti nak?". Jawab ayah menasehati.
"Iya ayah Ani janji kok, Terima kasih ayah Ibu, Ani sayang kalian". Jawab Ani sambil tersenyum lebar dan memeluk kedua orang tuanya.
"Sama sama nak, kami juga sayang sama kamu, ayo masuk sudah hampir maghrib".
Jawab orang tua Ani sambil membalas pelukan Ani.
"Baik ayah". Jawab Ani dan langsung mengikuti orang tuanya masuk.
Akhirnya masalah tentang uang kuliah Ani sudah mendapat solusinya. Ani bertekad ia akan menyempat waktunya untuk membantu ibunya bekerja, meskipun nantinya dia akan kesusahan untuk mengatur waktunya kuliah, belajar dan membantu ibunya berjualan, tapi dia tidak akan patah semangat demi mewujudkan mimpi orang tua mereka dan menjadi orang yang orang tua Ani banggakan, biarlah untuk sekarang Ani merelakan masa mudanya, dia akan melakukan apa saja demi membuat kedua orang tuanya bangga. Ani percaya suatu saat nanti Ani akan bisa merubah keadaan orang tuanya, dia akan buktikan kepada semua orang yang telah menghina mereka, bahwa keluarganya juga bisa seperti mereka atau akan lebih dari mereka, itu yang Ani ucapkan saat ini, dan semoga ketika Ani sudah sukses nanti, dia bisa memberangkatkan kedua orang tuanya untuk pergi ke tanah suci Mekkah, itu janji Ani kepada dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar