Sadarkah kita pasca kemerdekaan makna perjuangan tidak lagi sekental masa revolusi? Ketika masa revolusi kosa kata perjuangan itu selalu disandingkan dengan mati. Berjuang atau mati. Merdeka atau mati. Mengorbankan harta bahkan jiwa adalah pilihan utama agar Indonesia bebas dari cengkeraman kaum penjajah.
Nilai juang itu di kenal dengan Semangat Juang 45. Semangat berkorbar hampir ada di dada seluruh rakyat Indonesia. Hasilnya adalah kemerdekaan dengan gugurnya para pejuang serta rakyat wafat yang tidak memerlukan tanda jasa. Nilai juang kini tidak dirasakan lagi. Nilai juang komunitas kini bergeser pada nilai juang perseorangan. Setiap warga kini sibuk mengurus dirinya sendiri.
Mungkin begitulah yang harus terjadi karena tantangan yang dihadapi bukan ancaman bersama. Setelah merdeka, rasa nasionalisme semakin surut. Siapa yang harus disalahkan?? Apakah kita yang hidup pada masa kini atau orang-orang terdahulu yang tak mengetahui akan hal ini? Sedangkan Bung Karno dan Bung Hatta sebagai simbol kemerdekaan Indonesia pada awal kemerdekaan masih mampu menggerakkan rakyat untuk memerangi kebodohan dan kemiskinan.
Rasa nasionalisme yang mampu menggelorakan semangat rakyat kini sudah jarang kita lihat dan kita dengar. Para tikus rakus sibuk dengan dirinya sendiri, sibuk dengan pembelaan kepada kelompok dan sibuk mempertahankan kedudukan. Lalu apa yang bisa diharapkan dari keberadaan wujud mereka yang katanya berkualitas seperti Ini itu. Sedangkan peran menggelorakan nilai perjuangan semangat 45 ada di dalam pangkuan pundak dan kaki mereka yang sudah sesuai dengan kelasnya.
Bahkan kualitas mereka yang belum selesai dengan urusan pribadi justru merepotkan kita sebagai generasi penerus bangsa. Kami terpaksa ikut memikirkan dan mengurus masalah sang aktor pengacau. Kamipun mengelus dada dan terpaksa mengeluarkan jurus toleransi melihat tingkah polah yang dilakukannya, dengan berangkat dari semangat yang terus berkobar semerta berucap "tak ada kata terlambat untuk berjuang". Oleh karenanya hidup itu perjuangan, bahkan mereka yang tidak berjuangpun harus berjuang untuk tidak berjuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar