Jumat, 29 Januari 2021

Bunga Hatiku Di Petik Orang LainOleh: Abdi Aliev (Pengurus Rayon Avicenna Bidang Advogger Biro Gerakan Eksternal



       Perkenalkan namaku Abdi Aliev, keluargaku biasa memanggilku Abdi, kawanku memanggilku dengan sebutan Aliev. Aku dari kalangan keluarga biasa saja atau bisa disebut dengan keluarga proletar. Aku memiliki postur tubuh yang kurus kering;rambut lurus;mata minus. Dengan tinggi badan sedang sekitar 165 CM. Aku berkuliah di STAI At Taqwa Bondowoso, Jurusan MPI (Manajemen Pendidikan Islam). Aku hendak mengisahkan tentang kisah cintaku di kampus ini yang bertepuk sebelah tangan. Disini dijelaskan Alur Cerita bagaimana aku berjumpa dengannya, sebab awalku mencintainya, hingga alasanku mengapa masih mencintainya meski telah berakhir sebelah tangan.
       Singkat cerita kala itu (2019) aku masih menjadi seorang Maba atau Mahasiswa Baru semester 1 di kampus ini. Saat itu aku bersama kawan kelompokku mengerjakan sebuah tugas yang diberikan oleh dosen pengampu kami. Kami mengerjakannya bersama di Perpustakaan Umum Bondowoso. Itulah saat pertama aku berjumpa dengan rekan kelompokku yang bernama Farhan Fiqi alias AAK,Dhian Rama,Imron Rasyidi dan juga Farhan. Kami berlima mengerjakan tugas ini dengan serius senbari mengisi kejenuhan dengan canda gurauan kami. Tak lama kawanku yang bernama Aak pergi ke meja resipsionis untuk mengambil formulir kartu anggota perpustakaan. Disaat itu aku menyusulnya, saat diruang resipsionis itulah pertama kalinya aku melihat bunga hatiku berdiri tepat di mulut pintu itu. Semula tak ada rasa yang kumiliki terhadapnya. Aku mengabaikannya begitu saja. Selesai kami mengisi formulir kami pun menuju ruang baca perpustakaan tersebut, tempat kami mengerjakan tugas kelompok kami berlima. Kamipun melanjutkan kerja kelompok kami, ragaku memang sedang berada ditengah kerumunan rekan seperjuanganku, fisikku memang bersama mereka untuk mengerjakan dan juga menyelesaikan tugas kuliah kami. Tapi entah mengapa hati dan pikiranku fokus pada gadis yang kini menjadi bunga di hatiku itu. Ia duduk dibangku yang bersebelahan dengan bangku kami berlima. Aku memandanginya dengan penuh konsentrasi tinggi. Awalnya aku menyangka ia adalah mantan kekasihku ketika masih duduk di bangku Man Bondowoso dulu. Mantan kekasihku yang bernama Nufus. Wajah si bunga hati ini sangat mirip dengannya. Beberapa waktu kemudian kami telah selesai mengerjakan tugas kelompok kami. Aku berikut kawan kelompokku beranjak pergi menanggalkan tempat duduk kami. Satu persatu kawanku meninggalkan ruang baca itu. Tapi aku tak ikut serta pergi bersama kawanku. Setelah beranjak dari kursi tempat aku mengerjakan tugas kelompok kami tadi. Aku langsung datang menghampiri si gadis yang aku kira sebagai mantan kekasihku, gadis yang aku pandangi wajahnya sedari tadi. Akupun memberanikan diriku yang pemalu ini untuk memulai percakapanku dengan gadis tersebut. Aku sempat bertanya padanya, "Bak permisi? Sampeyan Nufus ya?"Tanyaku membuka percakapan kami berdua. "Maaf bukan mas"jawab bibir manisnya dengan lembut dan sopan. Mendengar jawaban gadis manis yang halus dan menyentuh hatiku itu. Jantungku langsung berdegup kencang bercampur bahagia mendengar suara manisnya. "Apakah ini yang dikatakan orang banyak dengan sebutan cinta pada pandangan pertama?"gumamku dalam hati. Aku berusaha mengajaknya mengobrol dan mencairkan suasana dengan basa basi khas seorang introvert. Ia pun meresponnya dengan sopan. Hati ini berbunga-bunga dapat bercengkrama dengannya. Tak lama kawanku pun memanggil-manggil namaku. Rupanya mereka mengajakku tuk pulang ke rumah masing-masing akupun berpamitan dengan sesosok gadis yang mampu membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, gadis manis dan mungil itu mampu membuatku terpana dan jatuh cinta padanya. Selama 7 hari lamanya aku tak bisa melupakan gadis manis itu, siang dan malam aku membayangkan dirinya, mulai dari parasnya yang cantik dan manis, tutur katanya yang halus lembut serta sopan itu, badannya yang kecil juga mungil serta segala hal mengenai dirinya
       Lama aku tak bertemu dengan gadis itu. Akupun bersikap seperti biasa saja bahkan melupakannya. Namun saat tiba pada acara Studium General di kampusku, akupun berjumpa lagi dengannya, namun kali ini posisiku berjauhan dengannya. Aku sempat melupakan gadis itu. Karena itulah semula aku tidak begitu menggubrisnya. Aku duduk berdua dengan kawanku yang bernama Aak kami bercengkrama dan bercanda riang sembari menunggu acara kampus kami dimulai. Aku dan Aak duduk di bangku depan ruang Perpus Kampus sedangkan gadis itu bersanda gurau dengan rekannya di ruang A3 dekat tangga lantai 1. Temenku Aak menunjukkan jarinya kepada si gadis manis itu dihadapku, Ia berkata bahwa gadis manis itu adalah kawan SMA si Aak. Akupun memberanikan diri untuk meminta nomer Whatsapp dari gadis itu kepada Aak. Ia pun memberikannya padaku. Beberapa hari kemudian akupun berusaha menchat dia, "Assalamualaikum"kataku dengan pembukaan sopan di chat, singkat cerita kami saling chattingan dan bahkan ia mengirimiku foto dirinya. Ia pun sempat bertanya padaku "kayanya pernah ketemu diperpus umum?" Tanyanya padaku di chat. Sontak aku kaget dengan pertanyaannya "rupanya gadis manis itu adalah gadis yang sempat aku temui di perpustakaan umum, ternyata ia satu kampus bahkan satu jurusan dan satu angkatan pula denganku"gumamku dengan penuh kaget dan bingung. "Syah" jawabku tidak percaya. Kemudian aku menchat dia selagi aku ada waktu senggang. Benih-benih cinta mulai tumbuh dihati apalagi aku sering memandangi fotonya, dan masih menyimpan chatku pertama kalinya dengannya. Ia kujadikan bunga di taman bunga hatiku. Cinta ini membuatku candu tak menentu. Bunga hatiku yang memiliki paras manis dan perangai lembut serta postur tubuh kecil mungil yang membuatku jatuh cinta itu.
       Lama aku menchatnya namun aku masih tak berani menyatakan cintaku pada bunga hatiku itu. Hingga tragedi kelam dan suram itu terjadi. Pada penghujung akhir tahun 2019 ia lebih sering cuek dan seakan tidak peduli padaku hingga pada tanggal 1 januari 2020 bunga hatiku telah dipetik orang lain. Kini ia telah ada dipangkuan orang lain. Semula aku tak terima dengan orang yang telah berhasil memetik cinta dari bunga hatiku itu. Rasanya aku ingin merebut si bunga hatiku yang teramat kucintaiku itu. Ingin kurampas ia dari pelukan orang tersebut. Geram dan dendamku pada lelaki beruntung itu. Akupun memendam emosi dan amarah pada lelaki tersebut. Tapi seiring berjalannya waktu, akupun belajar banyak hal dari bunga hatiku,memang benar kiranya cinta yang paling tulus itu ialah cinta yang bertepuk sebelah tangan atau cinta tak berbalas. Tapi cinta sejati itu ialah dengan merelakan dan mengikhlaskan orang yang kita cintai itu bahagia dengan pasangan pilihannya meski kita harus memendam sakit dan juga luka di dada sebab cinta yang tak berbalas ini. Setinggi apapun cinta kita padanya bila ia lebih mengkhendaki lelaki lain sebagai pilihannya sendiri maka ikhlaskanlah ia bahagia dengan pilihannya itu. Perkara jodoh ataupun tidak itu semua kehendak Tuhan. Tuhanlah yang menentukan segalanya. Jika dia bukan jodoh kita maka percuma saja kita mati-matian mengejarnya tak akan dapat juga. Tapi bila Tuhan menjodohkan kita dengan orang yang teramat kita cintai meskipun kita tidak berusaha dan mengejar dia niscaya Tuhan tetap akan memberikannya pada kita. Tulang rusuk kita takkan mungkin tertukar dengan punya oran lain. Itulah pelajaran yang aku dapati dari bunga hatiku itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pentingnya Tri Fungsi NDP dalam berorganisasi PMII RBA STAI At-taqwa gelar kegiatan SARANG Avicenna ke-09.

  NDP yang berfungsi sebagai Kerangka Refleksi, Aksi dan Ideologis, merupakan Sublimasi nilai keislaman dan keindonesiaan. Sebagaimana ideol...